Jumat, 23 April 2010

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1
BAB I
A. Pengertian MSDM
MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia) adalah ilmu dan seni mengatur
hubungan dan peranan tenaga kerja secara efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan
bersama perusahaan,karyawan dan masyarakat.
B. Fungsi Operasional MSDM
Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan basic (
dasar ) pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 ( lima ), secara singkat
sebagai berikut:
Fungsi Pengadaan
adalah proses penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.( the right man in the right
place).
Fungsi Pengembangan
adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan moral
karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
Fungsi Kompensasi
adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau
barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung
jawab karyawan tersebut.
Fungsi Pengintegrasian
adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan
karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan.Dimana
Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena
2
mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan
perusahaan.
Fungsi Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental
dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang
baik dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) .
C. Peran Strategik MSDM
Perubahan teknologi yang sangat cepat, memaksa organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan lingkugnan usahanya. Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi
manajeman sumber daya manusia yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan
administrasi, yang berkaitan dengan perekrutan pegawai staffing ,coordinating yang
dilakukan oleh bagian personalia saja.
Saat ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri
menjadi fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi, untuk
bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM lama
menjadi lebih bersifat strategik.
Oleh karenanya manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami
perubahan yang semakin komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus
mengantisipasi perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai
memasuki bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari
manajemen SDM tersebut telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan
fungsinya di dalam organisasi.
Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam organisasi dan
pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan pencapaian tujuan
strategi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan dengan mengintegrasikan
pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi SDM maka akan semakin besar
kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
Tingkat integrasi antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM
terwujud dalam empat macam hubungan :
3
1. Hubungan Administrasi
Disini manajer puncak dan manajer fungsional yuang lainnya menganggap fungsi
SDM relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan
maupun aset perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu Arah
Terdapat hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM.
Fungsi SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan strategis
perusahaan. Jadi SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis tetapi tidak memiliki
pengaruh, karena meskipun sudah dianggap penting namun belum dianggap sebagai
mitra bisnis yang strategis.
3. Hubungan Dua Arah
Ditandai dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan
strategi dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM
berperan dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra
strategis.
4. Hubungan Integratif
Ditandaioleh hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM dan
perencanaan strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benarnya
mitra bisnis staregis dan dilibatkan dalam keputusan strategis.
D. Faktor Pendorong Pembentukan Integrasi yang Efektif
• Lingkungan : Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalaam persaingan yang
semakin meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja
• Sejarah dan kultur organisasi : Budaya organisasi yang berorientsi pada sumber
daya manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan
sumber daya manusia dengan perencanaan strategis.
• Strategis : Strategi pemusatan pada satu jenis bisnis inti dapat memacu potensi bagi
terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia yang
semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan diterapkannya
program dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.
4
• Struktur : Penempatan unit sumber daya manusia dalam struktur organisasi, senior
eksekutif sumber daya manusia di beri status sama seperti direktur fungsional lainnya
• Keterampilan dan Nilai yang dianut eksekutif : Sumber daya manusia memiliki
pengetahuan yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan kedalam
proses perencanaan strategis.
• Keterampilan dan Nilai yang dimiliki Karyawan : bantuan fungsi SDM yang
diterima manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan
pentingnya fungsi SDM.
• Sistem Manajemen yang meliputi sistem imbalan, sistem komunikasi dan informasi
SDM sehingga SDM dan perencanaan strategi akan semakin terintegrasi jika para
senior eksekutifnya memiliki persentase yang substansial konpensasi menanggung
resiko.
• Sistem Komunikasi yang memiliki tujuan membangun kesadaran manajer terhadap
tujaun strategis perusahaan dan mendorong mereka mendorong mereka
mengembangkan motivasi bawahannya didukdung dengan database SDM yang
dikembangkan dengan baik.
Menurut Nkomo (1980) evolusi manajemen SDM melewait tiga tahap, yaitu ;
1. Defenisi Stage : Yaitu ketika manajer personalia menyelenggarakan programprogaram
yang kurang memberikan manfaat untuk kengurangi kekacauan karyawan
dan kemungkinan perpecahan.
2. Perencanaan Manpower : dalam tahap ini digunakan kebutuhan pekerja dan
perekrutan seleksik, training untuk menjamin terpenuhinya target manpower.
3. Manajemen SDM Strategis Ketika manajer SDM seharusnya lebih proaktif dalam
memecahakan masalah manajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusi
efektivitas organisasional yang lebih besar.
E. Paradigma Lama MSDM
Manajemen Sumber Daya Manusia yang biasanya disebut manajemen personalia,
selama ini memiliki fungsi spesialisasi yang berkaitan dengan kegiatan adaministrasi
bagian karwayan,yaknidalam masalah dengan perekrutan, pelatihan dan pengupahan dan
5
sebagainya. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan SDM yang baik dapat dipastikan
bahwa karyawan yang direkrut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan bagian produksi, bagian fungsional lainnya dan menerima imbalan yang
sesuai.
Di sini terlihat bahwa paradigma lama dari manajemen SDM lebih banyak
melayani manajemen fungsional yang lain dalam organisasi, seperti fungsi pemasarna,
keuangan, produksi atau lainnya.
Dengan berubahnya lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh perubahan teknologi
serta dampak globalisasi, maka merupakan keharusan bagi manajemen SDM untuk
merubah perannya gar memiliki fungsi yang lebih strategi dalam organisasi. Oleh sebab
itu departemen SDM harus menajalankan peran baru dan berkerjasama dengan menajer
lini lainnya untuk membuat perencanaan secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Perencanaan secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Perubahan tersebut terjadi berkaitan dengan (Schuler, 1990).
1. Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan tingginya tingkat ketidakpastian
2. Kemauan beradaptasi secara cepat untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga
3. Peningkatan biaya, karena persaingan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi.
4. Perubahan teknologi yang cepat menyebabkan meningkatnya permintaan karyawan
dengan skill yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan.
5. Organisasi lebih kompleks berkaitan dengan produk, geografi, fungsi bisnis maupun
konsumen (pasar).
6. Respon terhadap kekuatan eksternal berkaitan dengan perundang-undang dan
religulasi, proses peradilan, serta peraturan lainnya.
7. Perubahan struktur organisasi yang lebih fleksibel, lebih rata (flater) dan lebih
(leaner) menyebabkan jumlah karyawan dan tipe pekerjaan yang dihadapi berbeda.
8. Meningkatnya persaingan dan kerjasama internasional
9. Terdapat diversitas dari angkatan kerja
Akibat perubahan-perubahan tersebut, SDM harus mampu beradaptasi dengan
cepat untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga dengan perubahan paradigma
lama ke paradigma baru karena perubahan tersebut juga, menyediakan kesempatan baik
bagi manajemen SDM maupun manajer lini.
6
Tabel 1.1. pergeseran paradigama Depertemna SDM
Faktor Paradigma lama Paradigma baru
Sasaran • Keuntungan
• Produktivitas
• Individual
• Kepuasan konsumen
• Kualits
• Team
Desain pekerjaan • Efiesien
• Produktivitas
• Standar
• Kualitas
• Costomization
• Inovasi
Struktur • Sentralisasi
• Sedikit keterlibatan
manajer lini
• Persaingan
• Desentralisasi
Komunikasi Satu arah
Top down
Fokus ke struktur
Organisasi
Dua arag
Bottom up
Fokus ke SDm
Dasar kompensasi Kinerja individual Team atau Group
Sumber : Diolah dari Blackburn & Rossen (1993) dan Marco (1997)
F. Paradigma Baru MSDM
Perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan komplek seperti demografi,
geografis, jenis bisnis, lingkungan hidup, serta dampak globalisasi, mengharuskan
organisasi untuk beradaptasi secara cepat dengan lingkungan yang turbulens dengan
bersikap proaktif. Artinya manajeman SDM harus mampu mengantisipasi berbagai
perkembangan yang sedang dan akan terjadi, kemudian melakukan berbagai tindakan
untuk menjawab tantangan tersebut, yang pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan
kompetitif yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya, mengingat bentuk-bentuk
kompetisi tradisional seperti biaya produksi rendah, peningkatan teknologi, kecepatan
distribusi, efisisensi produk serta pengembangan produk yang berkualitas akan mudah
ditiru oleh pesaing.
7
Dengan tuntutan seperti ini, merupakan keharusan bagi MSDM untuk merubah
peranannya yang berorientasi pada “result”. Dengan demikian Departemen MSDM harus
berperan sebagai mita bagi manajemen fungsional lainnya atua dengan manajer lini,
artinya MSDM harus terlibat aktif dalam perencanaan, pengelolaan serta pengendalian
organisasi yang berkaitan dengan alokasi dan pengembangan SDM. Perubahan peran
tersebut dari sistem kerja yang responsive menjadiproaktif, dan sktruktur fungsional ke
struktur yang lebih fleksibel danmelaksankan kebijakan strategis. Hal ini menjadi sumber
daya manusia mempunyai peran penting untuk kesuksesan bisnis yang dikaitkan dengan
peningkatan laba, kemampuan bersaing, daya adaptasi juga fleksibelitas.
Tabel 1.2. Perubahan Fungsi Departemen SDM
Keterangan Spesialisasi Fungsional Mitra Bisnis
Sistem kerja Responsif / reaktif Proaktif
Sudut pandang Operasional harian Strategi
Lingkup perhatian Internal Dep. Lebih ke
karyawan
Komprehensif perusahaan
Organisasi fungsi
MSDM
Struktur fungsional Sturktur fleeksibel
Kebijakan Strategis
MSDM
Dept MSDM Mempunyai
tanggung jawab lebih besar
Menjadi tanggung jawab
bersama antar manajer
lini dan Dept. SDM
Fungsi oprasional Menjawab visi manajemen
tentang perubahan
Secara proaktif
menciptakan dan
menangani akibat
perubahan
Fokus perhatian Mas akini Masa datang
Sudut pandang Bsifat nasional Bersifat global
Sumber : Widyarto, 1996
8
G. Peran MSDM Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif
Agar tujuan sumber daya manusia memberikan kontribusi yang lebih besar bagi
organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif diperlukan strategi yang tepat dalam
perencanaan SDM secar terpadu. Kegiatan dari strategi SDM didasarkan kerjasama antar
departemen SDM secara terpadu. Kegiatan dri strategi SDM didasarkan kerja sama antar
departemen SDM dngan manajer lini serta keterlibatan manajemen puncuk dalam
menjelaskan visi dan misi organisasi yang dapt dijabarkan dalam tujuan bisnis yang
strategi.
Tujuan utama sri strategi ini sangatr meningkatkan kinerja sekarang dan yang
akan datang secara berkesinambungan sehingga dapat mempertahankan keunggulan
kompetitifnya. Proses pengembangan stategi MSDM memberikan keuntungan bagi
organisasi, yaitu :
a. Mendefenisikan kesempatan kendala MSDM dalam mencapai tujuan bisnisnya
b. Memperjelas gagasan baru terhadap isu-isu MSDM yang berorientasi pada hasil dan
memberi persepktif yang lebis luas
c. Melakukan tes komitmen manajemen pada kegiatan, menciptakan proses
pengalokasian SDM untuk program dan kegiatan yang spesifik
d. Memfokuskan pada kegiatan jangka panjang yang dipilih dengan mempertimbangkan
prioritas pertama untuk 2 atua 3 tahun mendatang.
e. Melakukan strategi yang memfokuskan pada pengelolaan fungsi SDM dan
pengembangan staff yang berkat.
Departemen SDM dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan empat
pendekatan,yakni:
1. Strategic Patner menjadi mitra menajer senior dan manajer lini dalam melaksanakan
strategi yang telah direncanakan, menterjemahkan strategi bisnis ke dlaam tindakan
nyata dengan diagnosis organisasi, yakni sistem penilaian (assessmen) dan
pengabungan praktek organisasi dengan tujuan bisnis yang dapat dibentuk pada setiap
level organisasi.
9
2. Administrasi Expert, Menjadi ahli dalam mengatur pelaksanaan pekerjaan serta
efisiensii adaministrasi agar dihasilkan output denganbiaya rendah namum kualitas
terjamin. Uapaya ini dapat dilakukan dengan rekayasa ualng (reengineering),
termasuk merekayasa kembali bidang SDM. Menjadi pakar administrasi perlu
menguasai dua fase rekayasa kembali. Pertama, proses perbaikan, menfokuskan pada
indentifikasi proses-proses yang tidak efektif dan merencanakan metode alternatif
untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Kedua memikirkan penciptaan ulang
(rethinking value creation values) yang prosesnya dimulai pelanggan. Sehingga dapat
mengubah focus kerja dari apa yang dapat dilakukan menjadi apa yang harus
dihasilkan.
3. Employee Champion, menjadi penengah antara karyawan dan manajemen untuk
memenuhi kepentingan dua belah pihak. Dengan persaingan bisnis yang semakin kuat
menyebabkan tuntutan menajemen terhadap karyawan semakin tinggi. Oleh karena
menajer lini harus memperhatikan keadaan karyawan yang berkaitan dengan.
Pertama, kurangi tuntutan (demand) dengan cara mengurangi beban kerja dan
menyeimbangkan dengan sumber daya yang dimiliki oleh karyawan. Kedua,
tingkatan sumber daya dengan membantu karyawan mendefenisikan sumber daya
baru (dalam dari karyawan) sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan
kebuthan organisasi. Ketiga,mengubah tuntutan menjadi sumber daya dengan cara
membantu karyawan mempelajari transformasi demand ke dalam sumber daya.
4. Chang Agent, menjadi agent perubahan, mempertajam proses dan budaya yang dapat
meningkatkan kapasitas organisasi untuk berubah. Terdapat tiga tipe perubahan yaitu
: pertama, perubahan inisiatif, memfokuskan pada penerapan program, proyek tau
prosedur baru. Kedua perubahan proses dalam organisasi dengan memfokuskan
kepada cara bagaimana melakukan kerja sama optimal. Ketiga, perubahan budaya
akan terjadi jika strategi dasar organisasi bisnis dikonseptualkan kembali.
Keempat hal tersebut merupakan peran baru dari Departemen MSDM yang
akan dapat meraih keunggulan kompetitif dengan kerja sama dengan manajer lini dan
manajer pucak. Keunggulan kompetitif akan dicapai dengan tiga strategi yaitu : inovasi
(innovation), peningkatan kualitas (quaity enhancement) serta penurunan biaya (cost
reduction).
10
BAB II
EQUAL EMPLOYMENT OPPORTUNITY
(PELUANG KERJA YANG SAMA)
A. The Civil Rights Act Of 1991
Perundang-undangan menghindari diskriminasi terhadap anggota-anggota
kelompok minoritas di amerika serikat bukan merupakan hal baru. Sebagai contoh
amandemen kelima dalam konstitusi AS menetapkan bahwa tidak ada orang yang akan
kehilangan hidup, kemerdekaan, atau hak milik tanpa proses hukum. Amandemen
ketigabelas menyatakan perbudakan tidak sah dan telah digunakan oleh pengadilan untuk
menghambat diskriminasi rasial. Amandemen keempatbelas mengilegalkan negara
bagianmanapun untuk membuat atau menjalankan undang-undangapapun yang
mempersingkat hak istimewa dan kekebalan warga negara amerika serikat. Dan
pengadilan pada umumnya sudah memandang undang-undang ini sebagai penghambatan
diskriminasi berdasarkan jenis kelamin atau negar aasal juga ras. Undang-undang lain
seperti juga keputusan-keputusan pengadilan membuat diskriminasi terhadap minoritas
menjadi ilegal sejak awal sekali peralihan abad
Tetapi sebagai satu hal praktis congress dan banyak presiden merasa enggan
untuk mengambil tindakan dramatik terhadap masalah kesamaan peluang kerja sampai
awal 1960 an. Dalam hal ini mereka akhirnya didorong untuk bertindak pertama-tama
sebagai akibat dari kegelisahan sipil dikalangan minoritas dan wanit ayang akhirnya
menjadi terlindungi oleh perundang-undangan kesamaan hak yang baru dan perwakilanpewakilan
diciptakan untuk mengimplementasikan dan menjalankannya.
B. Civil Right Act 1964
Apa yang dikatakan oleh undang-undang pasal VII dari undang-undang hak sipil
1964 adalah salah satu yang pertama dari undang-undang baru ini. Pasal VII menetapkan
bahwa seorang majikan tidak dapat melakukan diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit,
agama, jenis kelamin, atau negeri asal individu tersebut. Membatasi, memisahkan atau
11
mengklasifikasikan karyawannya atau pelamar-pelamar untuk pekerjaan sedemikian
sehingga akan memperkecil peluang individu mana saja dari peluang-peluang kerja atau
sebaliknya mempengaruhi secara merugikan statusnya sebagai karyawan, karena ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin atau negara asal.
C. Equal Pay Act 1963
Undang-undang pembayaran yang sama tahun 1963 membuat tidak sahnya
diskriminasi dalam pembayaran berdasarkan pada jenis kelamin bila jabatan-jabatan itu
menuntut pekerjaan yang sama, keterampilan, usaha, dan tanggung jawab yang sama dan
dijalankan dalam kondisi kerja yang sama. Akan tetapi perbedaan-perbedaan dalam
pembayaran itu tidak melanggar undang-undang jika perbedaan itu didasarkan pada
sebuah sistem senioritas, jasa, sebuah sistem yang mengukur perolehan berdasarkan
kuantitas atau kualitas produksi atau suatu pembedaan yang didasarkan pada faktor
apasaja selain jenis kelamin.
D. Age Discrimination In Employment Act 1967
Diskriminasi usia dalam undang-undang kerja tahun 1967 membuat tidak sah
pendiskriminasian terhadap karyawan atau pelamar pekerjaan yang berusia antara 40
dan65 tahun. Ketika diamandemenkan oleh congress pada tahun 1978 undang-undang
memperluas proteksi sampai ke usia 70 tahun untuk kebanyakan pekerja dan tanpa batas
paling tinggi untuk karyawan pemerintah federal.
Sebuah pengaturan pengadilan tinggi tahun 1973 menegaskan bahwa kebanyakan
perwakilan negara bagian dan lokal ketika bertindak dalamperan sebagai majikan harus
juga taat pada provisi dari undang-undang yang melindungi karyawan dari diskriminasi
usia.Tindakan-tindakan berikutnya oleh congress telah menghapuskan 70 tahun sebagai
batas usia tertinggi secara efektif mengakhiri kebanyakan kewajiban pengunduran diri.
Seperlima dari tindakan-tindakan pengadilan yang disimpan oleh EEOC adalah kasus
ADEA. Undang-undang ini adalah undang-undang kesayangan di kalangan karyawan dan
ahli hukum karena memungkinkan pemeriksaan hakim dan menggandakan kerugian bagi
mereka yang menunjukkan diskriminasi yang disengaja.
12
E. Vocational Rehabilitation Act 1973
Undang-undang rehabilitasi kejuruan 1973 meuntut karyawan dengan kontrakkontrak
federal untuk mendapatkan tindakan afirmatif untuk pekerjaan dari orang-orang
yang cacat. Undang-undang ituntidak menuntut bahwa seorang pribadi yang memenuhi
persyaratan dipekerjakan. Ynag dituntut adalah bahwa seorang majikan mengambil
langkah untuk menampungseorang pekerja cacat kecuali jika dengan melakukan itu dia
membawa suatu kesukaran yang tidak semestinya pada majikan. Sebuah pengadilan
distrik federal baru-baru ini menegaskan bahwa kerusakan sebagai imbalan untuk
kerugian keuangan masa depan, kesulitan emosional, penderitaan, ketidaknyamanan,
tekanan mental, kehilangan kegembiraan hiduop dan kehilangan non keuangan lain
tersedia di bawah undang-undang rehabilitasi tahun 1973.
F. Vietnam Era Veterans’ Readjustment Assistance Act 1974.
Ketentuan dari undang-undang penyesuaian diri kaum veteran era vietnam 1974
menuntut bahwa para majikan dengan kontrak pemerintah atau lebih mengambil tindakan
afirmatif untuk mempekerjakan dan memajukan veteran penyandang cacat dan veteranveteran
yang memenuhi sarat dari era perang vietnam. Undang-undang itu diatur oleh
OFCCP.
G. Pregnancy Discrimination Act 1978
Congress mengesahkan undang-undang diskriminasi kehamilan tahun 1978
sebagai suatu amandemen terhadap undang-undang hak sipil 1964 Undang-undang itu
memperluas definisi tentang diskriminasi jenis kelamin yang mencakup kehamilan,
kelahiran bayi atau kondisi medis terkait. Undanundang tersebut juga menghambat
penggunaan semua ini untuk diskriminasi dalam mempekerjakan karyawan, promosi,
penskorsan atau pemutusan hubungan pekerjaan. Pada dasarnya undang-undang
mengatakan bahwa jika seorang majikan menawarkan jaminan kepada karyawannya yang
tak mampu, kehamilan atau kelahiran bayi harus diperlakukan seperti ketidakmampuan
lainnya dan harus termasuk dalam rencana sebagai suatu kondisi yang dijamin.
13
Pengadilan tinggi AS mengatur dalam california federal savings and loan association.
Bahwa seorang majikan tidak menawarkan cuti ketidakmampuan kepada siapapun
karyawannya dia dapat memberikan cuti hamil keopada seorang wanita yang memintanya
bila dia tidak mampu karena kehamilan, kelahiran bayi, atau kondisi medis terkait
walaupun pria tidak mendapatkan kesejahtraan sebanding
Keputusan pengadilan Tinggi seperti Wards Cove dan Patterson memiliki efek yang
membatasi perlindungan terhadap wanita dan kelompok minoritas dibawah undangundang
employment yang sama, ini mendorong Congress untuk mengajukan Undangundang
hak sipil yang baru pada tahun 1991. Undang-undang Hak sipil 1991 (CRA 1991)
kemudian disahkan menjadi undang-undang oleh Presiden bush pada bulan november
1991. Efek dasar CRA 1991 adalah untuk membalikkan beberapa keputusan pengadilan
tinggi AS. Selanjutnya efeknya tidak hanya sekadar memutar kembali jarum jam kesaat
keputusan-keputusan pengadilan tinggi ini terjadi. Efeknya adalah menambah perundangundangan
tambahan yang membuatnya bahkan lebih penting sehingga karyawan dan
manajer serta penyelia mereka taat baik kepada semangat maupun huruf dari undangundang
EEO.
Provisi utama undang-undang tersebut :
1. Tanggung Jawab Pengajuan Bukti-Burden Of Proof (Wards Cove). Sebelum
wards cove proses jalannya perkara employment yang sama pada dasarnya berjalan :
Penggugat harus menunjukkan bahwa praktik employment memiliki dampak yang
berbeda pada kelompok tertentu. Sebagai contoh suatu persyaratan bahwa karyawan
harus mampu mengangkat barang-barang berat mungkin secara tak sengaja
melakukan diskriminasi terhadap kaum wanita. Selanjutnya begitu penggugat
memperlihatkan dampak berbeda tersebut, majikan harus menunjukkan bahwa
praktik yang ditantang adalah berkaitan dengan jabatan untuk posisi yang
dipersoalkan. Sebagai contoh majikan harus memperlihatkan bahwa persyaratan
mampu mengangkat berat sesungguhnya dituntut untuk posisi yang diminta dan
bahwa bisnis tidak dapat berjalan secara efisien tanpa persyaratan itu. Dalam wards
cove, Pengadilan Tinggi mengatakan bahwa pengajuan bukti tidak lagi pada majikan
untuk membuktikan bahwa persyaratan (mampu mengangkat berat) adalah suatu
keperluan bisnis. Majikan hanya harus memperlihatkan suatu pembenaran bisnis dan
14
selanjutnya pengajuan bukti beralih ke penggugat. Penggugat selanjutnya harus
membuktikan bahwa persyaratan itu dikemukakan untuk secara sengaja melakukan
diskriminasi terhadap anggota kelompok minoritasnya. Ini sulit bagi penggugat untuk
melakukannya. Undang-undang hak sipil tahun 1991 menolak posisi pengadilan dan
pada dasarnya memutar kembali jarum EEO kesaat sebelum words cove berkenaan
dengan masalah ini. Dengan penerimaan CRA 1991 tanggung jawab ini sekali lagi
ada pada pihak majikan untuk menunjukkan keperluan bisnis bukan hanya
pembenaran bisnis.
2. Kerugian Uang-Money Damages.
Bagian undang-undang hak sipil yang baru mengemukakan bahwa seorang karyawan
yang menuntut diskriminasi yang disengaja dapat menuntut kerugian kompensatori
dan kerugian punitif jika dapat diperlihatkan majikan terlibat dalam diskriminasi
karena pengabaian yang sembrono terhadap hak-hak yang dilindungi secara federal
dari individu yang dirugikan. Ini adalah perubahan yang diputuskan dari kondisi yang
berlaku sampai tahun 1991. Korban dari diskriminasi sengaja, yang tidak menderita
kerugian keuangan dan yang menggugat berdasarkan pasal VII tidak lagi dapat
menuntut kerugian kompensatori atau punitif. Yang dapat mereka harapkan adalah
mendapatkan kembali pekerjaan mereka. Mereka juga memenuhi sarat untuk
mendapat pembayaran kembali, biaya pengacara, dan biaya pengadilan. Korbankorban
dari diskriminasi ilegal sekarang termasuk pelecehan seksual dapat juga
menuntut kerugian kompensatori dan punitif. Ini tentu saja menaikkan taruhan bagi
para majikan. Itu membuat lebih mungkin bahwa banyak majikan akan menjadi lebih
cenderung menyelesaikan tuntutan diskriminasi diluar pengadilan. Dan itu tentu saja
lebih memungkinkan para majikan untuk menjadi lebih sadar tentang menghindasri
kondisi yang menyebabkan tunutan tersebut.
3. Mempekerjakan dan promosi berdasarkan undang-undang hak sipil tahun
1866 (Patterson)
Ada beberapa keuntungan untuk menggugat berdasarkan undang-undang hak sipil
tahun 1866 seksi 1981. Dalam kasus patterson pengadilan tinggi AS menegaskan
bahwa undang-undang itu tidak melindungi karyawan yang begitu diangkat langsung
didiskriminasi misalnya dalam promosi atau pemberhentian. Undang-undang hak
15
sipil tahun1991 menolak keputusan patterson dan secara eksplisit menetapkan bahwa
seksi 1981 berlaku untuk semua contoh dari diskriminasi rasial dan etnik di tempat
kerja bahkan jika terjadi sesudah dipekerjakan.
4. Motif-motif yang tercampur –Mixed Motives (Price Waterhoue)
Pengadilan tinggi memutuskan bahwa jika sebuah keputusan personal diambil
berdasarkan alasan-alasan non diskriminasi kenyataan bahwa ada juga alasan
diskriminasi untuk keputusan itu tidak cukup untuk membuktikan adanya
diskriminasi undang-undang hak sipil tahun 1991 dipihak lain menetapkan bahwa
suatu praktik employment yang tidak sah terjadi bila pihak yang mengajukan keluhan
menunjukkan bahwa ras, warnakulit, agama, jenis kelamin, atau negeri asal
merupakan faktor motivasi baik praktik employment mana saja, walaupun faktorgaktor
lain juga memotivasi praktik itu. Dengan kata lain berdasarkan undang-undang
hak sipil seorang majikan tidak dapat lagi menghindari pertanggungjawaban dengan
membuktikan bahwa tindakan yang sama akan diambil bahkan tanpa motif
diskriminasi
5. Dekrit persetujuan –Consent Decrees ( Martin wilke)
Efek dari martin adalah mengizinkan individu-individu yang terlibat dalam dekrit
persetujuan tindakan afirmatif untuk selanjutnya menggugat majikan atas
diskriminasi yang sebaliknya. CRA 1991 membalikan keputusan itu. Khususnya
individu-individu yang mempunyai perhatian aktual atas dekrit persetujuan pada
waktu itu untuk membeberkan keberatan atau diwakili oleh seseorang yang
kepentingannya sama dengan kepentingan mereka pada waktu itu tidak dapat kembali
bertahun-tahun kemudian untuk menyerang dekrit persetujuan. Dekrit itu sering
digunakan untuk melembagakan program tindakan alternatif akan sulit untuk
diajukan lagi.
6 Karyawan diluar Negeri-Overseas Employment (Arabian American Oil
Company)
Mengingat bahwa dalam kasus ini pengadilan tinggi menetapkan bahwa undangundang
hak sipil 1964 tidak berlaku di luar ameriak serikat. CRA 1991 mengatakan
bahwa memang demikian. Khususnya itu sekarang berlaku untuk karyawan
perusahaan AS di negara asing bila individu itu adalah warga negara AS.
16
7. Seksi lain dari CRA 1991
Undang-undang hak sipil ini mengandung dua seksi lagi yang mempengaruhi undangundang
employment. Pertama seksi 107 dari undang-undang ini dapat sesunguhnya
lebih mempersulit kelompok minoritas untuk membuktikan adanya diskriminasi.
Seksi ini mengatakan bahwa skor tes tidak dapat disesuaikan dengan menganti hasil
dari tes-tes yang berkaitan dengan employment berdasarkan ras, warna kulit, agama,
jenis kelamin atau negara asal. Sampai sekarang beberapa majikan mungkin telah
membiarkan pelamar minoritas yang mendapat penilaian. Penilaian seperti itu tidak
lagi diizinkan berdasarkan CRA 1991.
Akhirnya, CRA 1991 bisa berubah menjadi tembakau besar pertama dalam perang
untuk menerobos langit-langit kaca kumpulan dari hambatan-hambatan yang sulit dan
barangkali tidak sengaja dan tidak mencolok sehingga sering menghambat wanita dan
minoritas dari kemajuan dalam kerja. Hambatan dalam langit-langit kaca mungkin
termasuk misalnya keanggotaan klub golf dan perjalanan-perjalanan untuk permainan
sepakbola bagi para manajer pria terhadap kegiatan-kegiatan ini wanita dan minoritas
sering dilarang secara tidak resmi. Undang-undang hak sipil tahun 1991 tidak
mencabut perlindungan hukum atas langit-langit kaca tersebut. Akan tetapi, dia
menetapkan satu komisi untuk mengkaji persoalan ini.
17
BAB III
FUNGSI PENGADAAN
ANALISA JABATAN
A. Pentingnya Pengadaan
Pengadaan ( procurement ) adalah merupakan fungsi operasional yang utama dari
MSDM. Pengadaan tenaga-kerja ini merupakan masalah yang penting, sulit, & kompleks
karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta
efektif tidaklah semudah membeli & menempatkan mesin.
Tenaga-kerja adalah asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan juga
pelaku aktif dari setiap aktivitas dalam organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan,
keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin yang heterogen,
dibawa kedalam organisasi perusahaan; bukan seperti mesin, uang, & material yang
sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya guna mendukung tercapainya
tujuan perusahaan.
Tenaga-kerja yang cakap, mampu, dan trampil belum menjamin produktivitas
kerja yang baik bila moral kerja & kedisplinannya rendah. Mereka baru dapat dikatakan
bermanfaat serta mendukung terwujudnya tujuan perusahaan bila mereka berkeinginan
tinggi untuk menciptakan prestasi. Dan tenaga-kerja yang kurang mampu, tidak cakap, &
tidak trampil akan mengakibatkan pekerjaan tersebut tidak dapat selesai tepat pada
waktunya.
Kualitas dan kuantitas para tenaga-kerja juga harus disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan juga efisien. Penempatan tenagakerja
juga harus tepat sesuai dengan kemampuan & ketrampilan yang dimilikinya.
Sehingga gairah kerja dan kedisplinannya akan lebih baik dan efektif guna menunjang
terwujudnya tujuan organisasi/perusahaan.
Pengadaan tenaga-kerja ini haruslah didasarkan pada prinsip apa,barulah
kemudian disusul dengan siapa. Apa maksudnya kita harus terlebih dahulu menetapkan
pekerjaan-pekerjaannya berdasarkan uraian pekerjaan (job description). Sedangkan siapa
18
maksudnya adalah kita akan mencari orang-orang yang tepat untuk menjabat di posisi
tersebut yang didasarkan pada spesifikasi pekerjaan (job specification).
Pengadaan tenaga-kerja yang berdasarkan pada siapa yang kemudian barulah
disusul dengan apa ini akan menimbulkan mismanajemen didalam menempatkannya.
Penempatan tenaga-kerja yang jauh diluar batas kemampuannya akan mengakibatkan
moral kerja dan tingkat kedisiplinan yang rendah. Jadi kita harus menempatkan seorang
karyawan itu sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya serta memberikan pekerjaan
yang juga disenanginya.
Berdasarkan uraian diatas, maka kita telah mendapatkan gambaran tentang
bagaimana pentingnya pengadaan tenaga-kerja ini. Agar lebih jelas lagi, di bawah ini
diberikan beberapa definisi mengenai pengadaan tenaga-kerja.
Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, & induksi
untuk mendapatkan tenaga-kerja yang secara efektif & efisien mampu mendukung
tercapainya tujuan perusahaan. Pengadaan tenaga-kerja merupakan langkah utama guna
mencerminkan berhasil-tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Jika
tenaga-kerja yang diterima berkompeten, maka usaha untuk mewujudkan tujuan relatif
mudah. Sebaliknya bila tenaga-kerja yang diperoleh kurang memenuhi persyaratan, maka
akan sangat sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Pengadaan tenaga-kerja ini harus mendapatkan perhatian yang serius serta
didasarkan kepada analisa jabatan (job analysis), uraian pekerjaan (job description),
spesifikasi pekerjaan (job specification), persyaratan pekerjaan (job requirement) dan
evaluasi pekerjaan (job evaluation), bahkan perlu juga untuk mempertimbangkan
pemerkayaan pekerjaaan (job enrichment), perluasan pekerjaan (job enlargement), dan
penyederhanaan pekerjaan (job simplification).
Perekrutan calon tenaga-kerja hendaknya dilakukan dengan baik agar tenaga-kerja
yang diterima sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang akan dilakukannya.
19
B. Analisa Jabatan (job analysis)
Analisa jabatan (job analysis) ini perlu dilakukan agar kita dapat mendesain
organisasi & menetapkan uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan serta evaluasi pekerjaan.
Analisa jabatan adalah menganalisis & mendesain pekerjaan-pekerjaan apa saja
yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus
dilakukan. Analisa jabatan akan memberikan informasi mengenai uraian pekerjaan,
spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bahkan kita juga dapat memperkirakan
pemerkayaan pekerjaan, perluasan pekerjaan, dan penyederhanaan pekerjaan pada masa
yang akan datang.
Analisa jabatan dapat juga diartikan sebagai informasi tertulis mengenai
pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan
dapat tercapai.
Manfaat dari analisa jabatan ini juga akan memberikan informasi tentang:
aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia
(personnel requirement), perilaku manusia, dan alat-alat yang dipergunakan.
Pengertian analisa jabatan berbeda dengan motion study (studi gerak). Bila analisa
jabatan berupaya untuk menganalisis pekerjaan apa saja yang harus dilakukan dalam
suatu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya, sedangkan studi gerak tersebut
mempelajari gerakan-gerakan yang paling efisien & efektif untuk melakukan suatu
pekerjaan.
B. Langkah-langkah/Proses dalam Analisa Jabatan
Proses dalam menganalisa jabatan itu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Menentukan penggunaan hasil informasi analisa jabatan.
b. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang.
c. Menyeleksi muwakil (representative) jabatan yang akan dianalisis.
d. Mengumpulkan informasi analisa jabatan.
e. Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
g. Meramalkan/memperhitungkan perkembangan perusahaan.
20
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan penggunaan hasil informasi analisa jabatan artinya bahwa penganalisis
harus mengetahui secara jelas apa kegunaan hasil informasi analisa jabatan itu.
Karena hasil ini akan digunakan untuk menentukan jenis data yang akan dikumpulkan
dan teknik pengumpulan datanya. Informasi dari hasil analisa jabatan itu
dipergunakan untuk menetapkan job description, job specification, & job evaluation
dalam pengadaan tenaga-kerja.
b. Mengumpulkan informasi tentang latar belakang artinya penganalisis harus
mengumpulkan dan mengkualifikasikan data, meninjau informasi latar belakang
seperti bagan organisasi, bagan proses dan uraian pekerjaan. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan metode penelitian deskriptif analisis, survey, sensus dan sample.
Sedangkan teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, observasi,
kuesioner, dan juga angket. Data yang terkumpul itu dikualifikasikan, dianalisis dan
diaplikasikan di masa yang akan datang.
c. Menyeleksi muwakil jabatan yang akan dianalisis artinya penganalisis harus memilih
beberapa muwakil jabatan untuk dianalisis. Hal ini perlu dilakukan untuk menghemat
biaya dan waktu apabila pekerjaan yang akan dianalisis tersebut amat banyak.
d. Mengumpulkan informasi analisa jabatan artinya penganalisis kemudian
mengadakan analisa jabatan secara aktual dengan menghimpun data tentang aktivitas
pekerjaan, perilaku karyawan yang diperlukan, kondisi kerja dan syarat-syarat
personil yang akan melaksanakan pekerjaan itu.
e. Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan artinya analisa jabatan
menyediakan informasi tentang hakikat dan fungsi pekerjaan. Informasi ini
hendaknya diverifikasi dengan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan itu serta
atasan langsung dari karyawan yang bersangkutan. Dengan memverifikasi informasi,
maka akan dapat membantu untuk menentukan kebenarannya dan melengkapinya
secara faktual serta dapat dipahami dengan mudah oleh semua pihak yang
berkepentingan. Langkah peninjauan ini juga akan dapat membantu perolehan
penerimaan seseorang atas data analisa jabatan yang telah dihimpun dengan
memberikan kesempatan bagi orang tersebut untuk memodifikasi uraian tentang
aktivitas yang dilaksanakannya.
21
f. Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan artinya penganalisis jabatan/
pekerjaan harus menyusun uraian pekerjaan, uraian jabatan, dan evaluasi pekerjaan.
g. Meramalkan/memperhitungkan perkembangan perusahaan artinya penganalisis harus
juga memperhitungkan/meramalkan perkembangan uraian pekerjaan, spesifikasi
pekerjaan, apakah di kemudian hari diperlukan pemerkayaan pekerjaan, perluasan
pekerjaan dan penyederhanaan pekerjaan dalam perusahaan tersebut. Hal ini
diperlukan guna memperhitungkan kemampuan tenaga-kerja untuk masa kini dan
masa depan agar mereka dapat tetap melaksanakan pekerjaan walaupun ada
pemakaian teknokrat canggih dan reorganisasi perusahaan.
Dengan analisa jabatan maka kita akan dapat memperoleh informasi tentang
uraian pekerjaan, uraian jabatan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan pada
perusahaan tersebut.
Analisa jabatan selain menghasilkan job description, job specification, & job
evaluation juga berguna bagi:
a. Perekrutan dan Seleksi (recruitment and selection)
Analisa jabatan memberikan informasi tentang uraian pekerjaan dan syarat-syarat
manusia yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan itu. Isi dari spesifikasi
dijadikan dasar seleksi untuk memutuskan jenis orang yang perlu direkrut dan diangkat.
b. Kompensasi (compensation)
Informasi analisa jabatan memberikan pemahaman yang jelas tentang latar belakang
(pendidikan, usia, pengalaman, dll) orang yang akan menjabat jabatan itu, sehingga kita
dapat menentukan gajinya.
c. Evaluasi Jabatan
Informasi analisa jabatan memberikan pemahaman yang jelas mengenai
berat/ringannya pekerjaan, besar/kecilnya resiko yang dihadapi pekerja, sulit/mudahnya
mendapatkan orang yang sesuai. Dengan demikian kita dapat menetapkan harga/gaji si
pejabat yang menjabat jabatan tersebut.
d. Penilaian Prestasi Kerja (performance appraisal)
Penilaian prestasi kerja merupakan upaya untuk membandingkan prestasi aktual
pegawai dengan prestasi kerja yang diharapkan darinya. Untuk menentukan apakah
22
suatu pekerjaan bisa dikerjakan/diselesaikan dengan baik, maka uraian pekerjaan akan
sangat membantu dalam penentuan sasaran pekerjaannya.
e. Latihan (training)
Informasi analisa jabatan digunakan untuk merangsang program latihan &
pengembangan. Uraian pekerjaan, perlengkapan dan jenis ketrampilan pekerja
dijadikan sebagai alat bantu dalam pengembangan program-program latihan.
f. Promosi dan Pemindahan
Informasi analisa jabatan akan digunakan untuk membantu dalam menentukan promosi
ataupun pemindahan karyawan/tenaga-kerja.
g. Organisasi
Informasi jabatan yang diperoleh dari analisa jabatan seringkali memberikan petunjuk
bahwa organisasi yang ada perlu untuk diperbaiki.
h. Pemerkayaan Pekerjaan ( job enrichment)
Informasi analisa jabatan dapat digunakan untuk memperkaya pekerjaan pada suatu
jabatan tertentu.
i. Penyederhanaan Pekerjaan (work simplification)
Informasi analisa jabatan digunakan juga untuk penyederhanaan/spesialisasi pekerjaan
dikarenakan adanya perkembangan perusahaan dan spesifikasi yang mendalam.
Akibatnya pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu jabatan semakin
terspesialisasi.
j. Penempatan (placement)
Informasi analisa jabatan digunakan untuk menempatkan para tenaga-kerja pada
pekerjaan-pekerjaan yang yang sesuai dengan ketrampilannya agar mereka dapat
bekerja secara efektif.
k. Peramalan dan Perekrutan
Informasi analisa jabatan digunakan untuk peramalan dan perekrutan tenaga kerja yang
akan dibutuhkan perusahaan.
l. Orientasi dan Induksi
Informasi analisa jabatan digunakan untuk orientasi dan induksi bagi tenaga-kerja baru
mengenai sejarah perusahaan, hak & kewajibannya, menginduksi, dll.
23
C. Uraian Pekerjaan (job description)
Uraian pekerjaan (job description) dan uraian jabatan (job position) diketahui
serta disusun berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisa jabatan/analisa
pekerjaan.
Uraian pekerjaan biasanya digunakan untuk tenaga-kerja operasional, sedangkan
uraian jabatan digunakan untuk tenaga-kerja manajerial. Uraian pekerjaan/jabatan ini
harus ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan, agar pejabat tersebut dapat mengetahui
tugas dan tanggung-jawab yang harus dilakukannya. Uraian pekerjaan akan memberikan
ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang menjabat
jabatan tersebut. Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi
pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang menjabat jabatan itu. Uraian
pekerjaan yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui
tugas dan tanggung-jawabnya pada jabatan tersebut. Hal ini mengakibatkan pekerjaan
menjadi tidak beres dan bahkan pejabat yang bersangkutan akan menjadi overacting.
Disinilah letak pentingnya peranan uraian pekerjaan dalam setiap organisasi/perusahaan.
Apakah yang diartikan dengan uraian pekerjaan itu?
Uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggungjawab,
kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu
jabatan tertentu dalam organisasi.
Uraian pekerjaan harus jelas dan persepsinya juga harus mudah untuk dipahami,
serta menguraikan hal-hal sebagai berikut:
1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan yakni memberikan nama jabatannya, seperti;
rektor, dekan, dosen, kabag administrasi, dll.
2. Hubungan tugas dan tanggung-jawab, yakni perincian tugas dan tanggung-jawab
secara nyata yang diuraikan secara terpisah, agar dapat dengan jelas untuk diketahui.
Rumusan hubungan hendaknya menunjukkan hubungan antara pejabat dengan orang
lain baik di dalam maupun di luar organisasi.
3. Standar wewenang dan pekerjaan yakni kewenangan dan prestasi yang harus dicapai
oleh setiap pejabat tersebut harus jelas.
24
4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas seperti alat-alat, mesin-mesin, dan bahan
baku yang akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tersebut.
5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, yaitu hendaknya menguraikan bentuk umum
pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan aktivitas utamanya.
6. Penjelasan tentang jabatan dibawah dan diatasnya, yaitu harus dijelaskan jabatan
darimana si petugas dipromosikan dan ke jabatan mana si petugas akan dipromosikan.
Jadi kesimpulannya adalah bahwa uraian pekerjaan haruslah diuraikan secara jelas
agar pejabat yang akan menjabat jabatan tersebut dapat mengetahui tugas dan
tanggung-jawab serta standar prestasi yang harus dicapainya. Uraian pekerjaan harus
menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan agar pengisian jabatan yang
didasarkan pada prinsip apa dan kemudian siapa tidak menimbulkan terjadinya
mismanajemen.
D. Spesifikasi Pekerjaan (job specification)
Spesifikasi pekerjaan (job specification) ini disusun berdasarkan uraian pekerjaan
dengan menjawab pertanyaan “apa ciri, karakteristik, pendidikan, pengalaman dari orang
yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut baik”. Spesifikasi pekerjaan menunjukkan
persyaratan orang yang akan direkrut dan menjadi dasar untuk melakukan seleksi.
Apakah spesifikasi pekerjaan itu?
Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang
bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik & kompeten.
Pada umumnya spesifikasi jabatan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas dan
kualitas definitif yang dibutuhkan dari pemangku jabatan itu. Spesifikasi pekerjaan
memberikan uraian informasi mengenai:
1. Tingkat pendidikan pekerja
2. Jenis kelamin pekerja
3. Keadaan fisik pekerja
4. Pengetahuan dan kecakapan pekerja
5. Batas umur pekerja
6. Menikah atau belum
25
7. Minat pekerja
8. Emosi dan tempramen pekerja
9. Pengalaman pekerja
Spesifikasi pekerjaan bagi setiap perusahaan tidak sama, karena spesifikasi ini
pada dasarnya disusun dari uraian pekerjaan. Dan uraian pekerjaan dari tiap-tiap
perusahaan juga tidak sama pula. Misalnya ada perusahaan yang membutuhkan tenagakerja
dengan melihat dari tinggi badan, kecantikan, dsb.
26
BAB IV
FUNGSI PENGADAAN
PERENCANAAN PERSONIL & PEREKRUTAN
A. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja dimaksudkan agar jumlah kebutuhan tenaga
kerja masa kini dan masa depan sesuai dengan beban pekerjaan, kekosongan-kekosongan
dapat dihindarkan dan semua pekerjaan dapat dilaksanakan. Perencanaan kebutuhan
tenaga kerja ini harus didasarkan pada informasi dari faktor internal & faktor eksternal
perusahaan.
Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan:
a. Jumlah produksi
b. Ramalan-ramalan usaha
c. Perluasan perusahaan
d. Perkembangan teknologi
e. Tingkat permintaan dan penawaran tenaga kerja
f. Perencanaan karier tenaga kerja/pegawai
a. Jumlah Produksi
Bahwa jumlah produksi yang akan dihasilkan menentukan banyaknya karyawan yang
dibutuhkan oleh setiap perusahaan. Semakin banyak produksi yang akan dihasilkan
maka akan semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan/direkrut.
b. Ramalan-ramalan Usaha
Hal ini meliputi perkiraan mengenai situasi perekonomian, siklus usaha yang
menyangkut ketidakpastian di masa yang akan datang, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
27
c. Perluasan Perusahaan
Perencanaan tenaga kerja juga dipengaruhi oleh rencana perluasan perusahaan di
masa yang akan datang. Jika perusahaan akan diperbesar maka perekrutan/penarikan
tenaga kerja akan semakin banyak pula.
d. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi juga akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang menggunakan alat-alat canggih,
maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sedikit. Hal inilah yang harus
diperhitungkan agar dikemudian hari tidak terjadi PHK.
e. Pasaran Tenaga Kerja
Pasaran tenaga kerja haruslah diperhatikan sebab jika penawaran lebih besar dari
permintaan maka tingkat upah akan cenderung rendah. Dalam hal ini perusahaan
harus menghitung manakah yang paling menguntungkan, apakah dengan labor
intensive atau capital intensive. Sehingga hal tersebut akan mempengaruhi
kebijaksanaan kebutuhan tenaga kerja.
f. Perencanaan Karier Tenaga Kerja
Kemungkinan promosi di kemudian hari akan ikut mempengaruhi kebutuhan tenaga
kerja. Jika promosi akan dilakukan di kemudian hari, maka calon karyawan/tenaga
kerja yang dibutuhkan harus dengan spesifikasi yang lebih banyak lagi.
B. Prediksi Kebutuhan Tenaga Kerja
Berapa banyak jumlah tenaga kerja & tenaga kerja dengan skill yang bagaimana
yang akan dibutuhkan di masa depan itu banyak digantungkan kepada informasi
mengenai keadaan di masa lampau, keadaan saat ini dan asumsi-asumsi mengenai
keadaan di masa depan.
Asumsi yang biasa digunakan adalah dengan melihat trend di masa lampau,
sedangkan hubungan antara variabel dianggap tetap. Tetapi pada kondisi bisnis yang
dinamis dan selalu berubah maka asumsi-asumsi tersebut mungkin akan tidak berlaku,
sehingga perubahan-perubahan pada perencanaan mungkin dibutuhkan.
28
Terdapat tiga metode dalam memprediksi kebutuhan akan tenaga kerja, yaitu :
1. Metode Penilaian
Pada dasarnya metode penilaian memanfaatkan orang-orang yang cukup
berpengalaman dalam memprediksi kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja di masa
mendatang. Metode penilaian mempertimbangkan data kuantitatif, tetapi disamping
itu juga dipertimbangkan faktor intuisi dan keahlian.
Metode penilaian yang paling sederhana adalah metode Bottom-Up, yaitu masingmasing
unit, cabang, departemen, memperkirakan sendiri kebutuhannya akan tenaga
kerja. Idealnya manajer menerima informasi & pengarahan, yang kemudian
dikombinasikan dengan pandangan mereka sendiri untuk dapat membuat perkiraan
yang dibutuhkan tersebut. Jumlah dari perkiraan masing-masing departemen akan
merupakan jumlah keseluruhan kebutuhan akan tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan.
Metode lainnya adalah metode Top-down, dimana para eksekutif mendiskusikan
bagaimana kondisi perekonomian, trend bisnis, perencanaan yang telah dibuat serta
berbagai faktor lain yang mungkin mempengaruhi kebutuhan perusahaan akan tenaga
kerja. Mereka juga membuat perkiraan-perkiraan mengenai kemungkinankemungkinan
terburuk yang mungkin terjadi.
Metode berikutnya adalah teknik Delphi, dimana para eksekutif pada masing-masing
cabang tidak bertemu, tetapi mereka membuat konsensus dengan menjawab
kuesioner-kuesioner yang diberikan oleh perusahaan mengenai perencanaan yang
akan dibuat. Kuesioner-kuesioner ini dikirim berulang-ulang dengan mencantumkan
hasil dari kuesioner sebelumnya, sehingga para eksekutif cabang tersebut dapat
membandingkan dan membuat prediksi yang lebih tepat. Teknik ini akan
meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, karena akan dapat menghilangkan
perselisihan pribadi maupun kemungkinan adanya dominasi suara dalam proses
pengambilan keputusan. Tetapi teknik ini juga memakan waktu yang lama, sehingga
untuk keputusan-keputusan yang membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat,
maka teknik ini akan sangat sulit untuk digunakan.
29
2. Metode Matematika Sederhana
Metode ini memanfaatkan informasi-informasi yang tersedia yang menyangkut akan
kebutuhan tenaga kerja, lalu kemudian dikombinasikan dengan rasio produktivitas
untuk tenaga kerja langsung maupun rasio staf untuk tenaga kerja tidak langsung.
Rasio produktivitas tidak langsung adalah perbandingan antara hasil produksi ratarata
dengan dengan tenaga kerja langsung setiap tahun. Sedangkan rasio staf untuk
tenaga kerja tidak langsung ialah untuk menghitung jumlah tenaga kerja tidak
langsung dalam proses produksi. Rasio-rasio ini dihasilkan dari data-data yang
dikumpulkan secara periodik dalam jangka waktu yang lama.
Perkiraan dengan memanfaatkan rasio produktivitas mendasarkan pada asumsi bahwa
jumlah dari tenaga kerja akan selalu meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah
pekerjaan yang harus dilakukan. Hal ini tidak selalu benar, karena ada kalanya
perusahaan dapat memberlakukan aturan lembur.
Rasio produktivitas juga memanfaatkan learning curves, dimana diasumsikan bahwa
produktivitas akan meningkat seiring dengan bertambahnya pengalaman. Karyawan
yang telah bekerja cukup lama akan bisa mengetahui hal-hal apa yang dapat
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam bekerja sehingga
produktivitas akan meningkat.
Untuk memanfaatkan learning curve dipakai progress index, yang menunjukkan
persentase belajar yang terjadi dalam setiap kali produksi menjadi dua kali lipat.
3. Metode Matematika Kompleks
Jenis metode ini dapat dipakai pada perusahaan besar yang telah memiliki
pengalaman yang cukup lama dalam perencanaan Sumber Daya Manusia.
Salah satunya adalah Metode Regresi Berganda, yang memanfaatkan berbagai faktor
yang berhubungan dengan kebutuhan akan tenaga kerja untuk memprediksi
kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang.
C. Perekrutan Tenaga Kerja
Perekrutan (recruitment) adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja.
Jika perekrutan berhasil, maka artinya banyak pelamar yang memasukkan lamarannya,
dan tentu saja peluang untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik semakin terbuka lebar,
30
karena kita dapat memilih yang paling terbaik diantara karyawan tersebut. Perekrutan
tenaga kerja/pelamar dipengaruhi oleh:
1. Balas jasa yang diberikan. Jika balas jasa yang diberikan besar, maka pelamarnya
akan semakin banyak. Sebaliknya bila balas jasa yang diberikan kecil, maka pelamar
menjadi sedikit.
2. Status tenaga kerja. Jika statusnya adalah untuk menjadi tenaga kerja tetap maka
pelamarnya akan relatif banyak. Tetapi bila statusnya adalah sebagai tenaga kerja
honorer, maka pelamarnya sedikit.
3. Kesempatan promosi. Jika kesempatan promosi terbuka lebar maka jumlah pelamar
akan banyak, begitu pula sebaliknya.
4. Job specification. Jika spesifikasi pekerjaannya sedikit, maka orang yang mencoba
untuk melamar pekerjaan tersebut akan semakin banyak, begitu pula sebaliknya.
5. Metode penarikan. Bila perekrutan/penarikan terbuka luas melalui media massa atau
lain sebagainya, maka pelamar yang mencoba semakin banyak, sebaliknya.
6. Soliditas perusahaan. Jika soliditas perusahaan cukup tinggi maka pelamarnya
banyak, dan sebaliknya.
7. Peraturan perburuhan. Jika peraturan perburuhan longgar maka pelamar banyak, dan
sebaliknya. Misalnya usia tenaga kerja, dsb.
8. Penawaran tenaga kerja. Jika penawaran tenaga kerja banyak maka pelamar yang
mencoba akan semakin banyak, begitu pula sebaliknya.
Apakah perekrutan itu?
Perekrutan adalah usaha mencari & mempengaruhi tenaga kerja, agar mau
melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan.
Edwin B. Flippo
Recruitment is the process of searching for prospective employees and
stimulating them to apply for job in the organizational.
Maksudnya adalah bahwa perekrutan itu adalah suatu proses pencarian &
pemikatan para calon tenaga kerja/pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi.
31
Jadi intinya yaitu perekrutan ialah usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar
lowongan pekerjaan yang ada pada suatu perusahaan.
Siapakah yang disebut tenaga kerja itu?
Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 14 tahun 1969, tenaga kerja adalah: tiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja,
guna menghasilkan barang ataupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tenaga
kerja ini harus memenuhi persyaratan peraturan pemerintah, seperti batas usia tertentu.
Jadi pengertian tenaga kerja ini lebih luas bila dibandingkan dengan pengertian
karyawan, karena tenaga kerja merupakan orang yang bekerja baik didalam maupun
diluar hubungan kerja. Ciri khas hubungan kerja adalah tenaga kerja itu bekerja dibawah
perintah orang lain dengan menerima balas jasa.
Undang-undang No. 14 tahun 1969 dan peraturan pelaksanaannya tidak boleh
diadakan diskriminasi. Dalam Pasal 4 dikemukakan bahwa tiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesulitan, pemeliharaan moral kerja,
serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.
Kerja
Kerja adalah merupakan sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan
seseorang untuk mengerjakan suatu pekerjaan.
Buruh/kuli
Buruh/kuli adalah seseorang pekerja harian atau honorer yang bekerja dibawah
perintah orang lain dan menerima balas jasa yang besarnya itu telah ditentukan.
Karyawan/pegawai
Karyawan/pegawai adalah seseorang pekerja tetap yang bekerja dibawah perintah
orang lain dan mendapat kompensasi serta jaminan.
32
Proses perekrutan karyawan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Penentuan dasar perekrutan
2. Penentuan sumber-sumber perekrutan
3. Metode-metode perekrutan
4. Kendala-kendala perekrutan
1. Penentuan Dasar Perekrutan
Dasar perekrutan calon karyawan harus terlebih dahulu ditetapkan agar para pelamar
yang memasukkan lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang akan
dijabatnya. Dasar perekrutan harus berpedoman pada spesifikasi pekerjaan yang telah
ditentukan untuk menjabat jabatan tersebut. Job specification harus diuraikan secara
terinci & jelas, agar para pelamar dapat mengetahui kualifikasi-kualifikasi yang
dituntut oleh lowongan kerja tersebut. Misalnya batas usia, pendidikan, jenis kelamin,
kesehatan, dll. Jika spesifikasi pekerjaan dijadikan dasar & pedoman perekrutan,
maka karyawan yang diterima akan sesuai dengan uraian pekerjaan dari jabatan atau
pekerjaan tersebut.
2. Penentuan Sumber-sumber Perekrutan
Setelah diketahui spesifikasi pekerjaan karyawan yang dibutuhkan maka kita harus
menentukan sumber-sumber perekrutan calon karyawan tersebut. Sumber perekrutan
calon karyawan itu adalah sumber internal dan eksternal perusahaan.
Sumber Internal
Sumber internal adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja diambil dari
dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan atau pemindahan
karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jabatan itu. Pemindahan karyawan itu
baik yang bersifat vertikal (promosi ataupun demosi) maupun bersifat horizontal. Jika
masih ada karyawan yang memenuhi spesifikasi pekerjaan, sebaiknya pengisian
jabatan tersebut diambil dari dalam perusahaan, khususnya untuk jabatan manajerial.
33
Hal ini sangat penting untuk memberikan kesempatan promosi bagi karyawan yang
ada.
Apa saja kebaikan dan kelemahan sumber internal itu?
Kebaikan-kebaikan sumber internal
a. Meningkatkan moral kerja & kedisiplinan karyawan, karena ada kesempatan
promosi.
b. Perilaku dan loyalitas karyawan semakin besar terhadap perusahaan.
c. Biaya perekrutan relatif kecil, karena tidak perlu memasang iklan.
d. Waktu perekrutan relatif singkat.
e. Orientasi dan induksi tidak diperlukan lagi.
f. Kestabilan karyawan semakin baik.
Kelemahan-kelemahan sumber internal
a. Kewibawaan karyawan yang dipromosikan itu kurang.
b. Kurang membuka kesempatan sistem kerja baru dalam perusahaan.
Bila tidak ada karyawan yang dapat memenuhi kualifikasi-kualifikasi jabatan yang
lowong tersebut, maka kita merekrutnya dari sumber eksternal.
Sumber Eksternal
Sumber Eksternal adalah karyawan yang akan mengisi jabatan yang lowong
dilakukan perekrutan dari sumber-sumber tenaga kerja diluar perusahaan, yaitu:
a. Kantor penempatan tenaga kerja.
b. Lembaga-lembaga pendidikan.
c. Referensi karyawan atau rekanan.
d. Serikat-serikat buruh.
e. Pencangkokan dari perusahaan lain.
f. Nepotisme dan leasing.
g. Pasar tenaga kerja dengan memasang iklan pada media massa.
h. Sumber-sumber lainnya.
34
Apa saja kebaikan dan kelemahan sumber eksternal itu?
Kebaikan-kebaikan sumber eksternal
a. Kewibawaan pejabat relatif baik.
b. Kemungkinan membawa sistem kerja baru yang lebih baik.
Kelemahan-kelemahan sumber eksternal
a. Prestasi karyawan lama cenderung turun, karena tidak ada kesempatan untuk
promosi.
b. Biaya perekrutan besar, karena iklan dan seleksi.
c. Waktu perekrutan relatif lama.
d. Orientasi dan induksi harus dilakukan.
e. Turnover cenderung akan meningkat.
f. Perilaku dan loyalitasnya belum diketahui.
3. Metode-metode Perekrutan
Metode perekrutan akan berpengaruh besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk
ke dalam perusahaan. Metode perekrutan calon karyawan baru dibagi atas metode
tertutup dan metode terbuka.
Metode Tertutup
Metode tertutup yaitu dimana perekrutan itu hanya diinformasikan kepada para
karyawan atau orang-orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk menjadi
relatif sedikit, sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik akan
semakin sulit.
Metode Terbuka
Metode terbuka adalah dimana perekrutan itu diinformasikan secara luas dengan
memasang iklan pada media massa baik cetak maupun elektronik, agar tersebar luas
ke masyarakat. Dengan metode terbuka ini diharapkan banyak lamaran yang akan
masuk, sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified menjadi
lebih besar.
35
4. Kendala-kendala Perekrutan
Agar proses perekrutan berhasil maka perusahaan perlu menyadari berbagai kendala
yang bersumber dari “organisasi, pelaksana perekrutan dan lingkungan eksternal”.
Kendala-kendala yang dihadapi setiap perusahaan tidak sama, tetapi pada umumnya
kendala-kendala itu adalah:
a. Kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasi
Berbagai kebijaksanaan organisasi merupakan cermin utama atas berhasil atau
tidaknya perekrutan calon pegawai. Kebijaksanaan organisasi yang akan
mempengaruhi perekrutan itu adalah:
• Kebijaksanaan Kompensasi dan Kesejahteraan.
Jika perusahaan dapat memberikan kompensasi dan kesejahteraan yang cukup
besar serta adil maka pelamar yang serius akan semakin banyak, tetapi
sebaliknya jika gaji dan kesejahteraan rendah maka pelamar menjadi sedikit.
• Kebijaksanaan Promosi
Apabila kesempatan untuk promosi diberikan cukup luas maka pelamar yang
serius semakin banyak, tetapi sebaliknya jika kesempatan untuk promosi
sangat terbatas maka pelamar akan menjadi sedikit. Promosi merupakan
idaman setiap karyawan, karena dengan promosi berarti status dan
pendapatan akan bertambah besar.
• Kebijaksanaan Status Karyawan
Jika status karyawan menjadi karyawan tetap/full-time maka pelamar semakin
banyak, tetapi jika status karyawannya honorer/harian/part-time maka
pelamar akan semakin sedikit.
• Kebijaksanaan Sumber Tenaga Kerja
Jika tenaga kerja yang akan diterima hanya bersumber dari tenaga kerja lokal
maka pelamar yang serius akan sedikit, tetapi sebaliknya bila tenaga kerja
yang akan diterima bersumber dari seluruh Nusantara, maka pelamar akan
semakin banyak.
36
b. Persyaratan-persyaratan jabatan
Semakin banyak persyaratan yang harus dimiliki pelamar maka pelamar akan
menjadi sedikit, sebaliknya jika jumlah persyaratannya sedikit maka pelamarnya
akan semakin banyak.
c. Metode pelaksanaan perekrutan
Semakin terbuka perekrutan maka pelamarnya akan semakin banyak, sebaliknya
apabila perekrutannya semakin tertutup maka pelamarnya semakin sedikit.
d. Kondisi pasar tenaga kerja
Semakin besar penawaran tenaga kerja maka akan semakin banyak pula pelamar
yang serius. Tetapi sebaliknya jika penawaran tenaga kerja sedikit maka
pelamarnya juga menjadi sedikit.
e. Soliditas perusahaan
Soliditas perusahaan dapat diartikan sebagai besarnya kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan, misal; besarnya perusahaan tersebut. Jika soliditas
perusahaan besar maka pelamar akan semakin banyak. Sebaliknya jika soliditas
perusahaan rendah maka pelamarnya akan semakin sedikit.
f. Kondisi-kondisi lingkungan eksternal
Jika kondisi perekonomian tumbuh dengan cepat dan saingannya juga banyak
maka pelamar akan sedikit, tetapi jika tingkat pertumbuhan perekonomian
kecil/depresi, maka pelamarnya akan semakin banyak.
37
BAB V
SELEKSI KARYAWAN
A. Pentingnya Seleksi
Karyawan adalah kekayaan atau aset utama dari setiap perusahaan. Peran karyawan
sangat menentukan berhasil tidaknya perusahaan mencapai tujuannya. Perusahaan
harus selalu berusaha untuk memperoleh dan menempatkan karyawan yang qualified
pada setiap jabatan dan pekerjaan supaya pelaksanaannya lebih berdaya guna serta
berhasil guna.
Seleksi adalah usaha pertama yang harus dilakukan perusahaan agar karyawannya
qualified. Pelaksanaan seleksi penerimaan karyawan baru bagi setiap perusahaan.
Dengan pelaksanaan seleksi yang baik, karyawan yang diterima akan lebih qualified
sehingga pembinaan, pengembangan, dan pengaturan karyawan menjadi lebih mudah.
Beberapa kutipan dari seleksi adalah:
a. Malayu Hasibuan
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima
atau ditolak untuk menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada
spesifikasi tertentu dari setiap perusahaan bersangkutan.
b. Dale Yoder
Seleksi adalah suatu proses ketika calon karyawan dibagi 2 bagian, yaitu yang
diterima dan yang ditolak.
c. R.S. Dwivedi
Seluruh konsep dari seleksi dan penempatan karyawan yang efektif dapat
diharapkan mengurangi tingkat perputaran atau keluar masuknya karyawan.
.
B. Dasar dan Tujuan Seleksi
a. Dasar seleksi
Dasar seleksi berarti penerimaan karyawan baru hendaknya berpedoman kepada dasar
tertentu yang digariskan oleh internal maupun eksternal perusahaan supaya hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan. Dasar-dasar itu antara lain :
38
- Kebijaksanaan perburuhaan pemerintah
Seleksi penerimaan karyawan baru harus berdasarkan dan berpedoman kepada
Undang-Undang Perburuhan Pemerintah. Seleksi usia harus didasrkan kepada
Undang-Undang tanggal 6 Januari 1951 No.I Pasal 1.
Peraturan perburuhan melarang adanya diskriminasi kulit, agama, dan suku
bangsa. Sebaliknya, Undang-Undang tidak memperbolehkan mempekerjakan
anak-anak dibawah umur dan orang-orang yang terlibat dalam G-30-S/PKI. Halhal
diatas harus menjadi dasar kebijakan seleksi penerimaan karyawan baru bagi
setiap organisasi dan perusahaan.
- Job specification
Dalam spesifikasi, telah ditetapkan, persyaratan dan kualifikasi minimun dari
orang yang dapat menjabat atau melakukan pekerjaan tersebut. Dasar ini harus
betul-betul menjadi pedoman pelaksanaan seleksi, prinsipnya adalah “ the right
man on the right place and the right man behind the right gun” Jadi, titik tolak
pemikiran seleksi hendaknya kepada apa yang akan dijabat, baru siapa yang akan
menjabatnya; bukan siapa baru apa. Jabatan atau pekerjaan apapun yang akan
diisi hendaknya diseleksi beradasarkan atas spesifikasi jabatan atau pekerjaan
tersebut
- Ekonomis rasional
Tindakan ekonomis hendaknya menjadi dasar pelaksanaan seleksi supaya biaya,
waktu, dan pikiran dimanfaatkan secara efektif sehingga hasil effektif dapat
dipertanggungjawabkan.
- etika sosial
Seleksi harus dilakukan sesuai dengan etika sosial. Artinya, memperhatikan
norma-norma hukum, agama, kebudayaan, dan adat istiadat masyarakat serta
hukum yang berlaku di negara bersangkutan.
b. Tujuan sleksi penerimaan karyawan
Tujuannya adalah sebagai berikut :
- karyawan yang qualified dan potensial
- karyawan yang jujur dan berdisiplin
39
- karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
- karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
- karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
- karyawan yang dapat bekerja sama
- karyawan yang dinamis dan kreatif
- karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
- karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
- karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang
- karyawan yang bekerja secara mandiri
- karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu
- mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan
c. Penetapan jumlah karyawan
Langkah selanjutnya adalah penetapan jumlah karyawan yang diperhitungkan secara
cermat supaya karyawan yang diterima tepat sesuai volume pekerjaan.
Metode penetapan jumlah karyawan :
1. Metode non-ilmiah
Dalam metode ini jumlah karyawan yang dibutuhkan hanya didasarkan atas
perkiraan saja. Metode ini akan mengakibatkan jumlah karyawan yang diterima
tidak sesuai dengan kebutuhan volume pekerjaan, sehingga menimbulkan
kerugian.
2. Metode ilmiah
Dalam metode ini jumlah karyawan yang akan diterima betul-betul atas
perhitungan dan analisis beban kerja serta standart prestasi kerja. Analisis beban
kerja adalah penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Analisis beban kerja hanya dapat diterapkan terhadap volume pekerjaan atau unit
pekerjaan yang mempunyai standart fisik. Untuk pekerjaan yang tidak
40
mempunyai standart fisik, karyawan yang dibutuhkan berdasarkan metode nonilmiah.
Perputaran karyawan adalah perbanding antara masuk dan berhentinya karyawan
dari suatu perusahaan. Jadi, jika perputaran karyawan diperhitungkan, maka
jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah jumlah perhitungan analisis beban kerja
ditambah absen dan turn over.
d. Cara seleksi
Ada dua cara yang dikenal yaitu :
1. Non-ilmiah
Seleksi yang dilaksanakan tidak berdasarkan kepada kriteria, standart, atau
spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan
kepada perkiraan dan pengalaman saja. Seleksi non-ilmiah sering dilaksanakan di
negara sedang berkembang, karena umumnya belum melaksanakan manajemen
professional.
Unsur-unsur yang diseleksi meliputi :
- Surat lamaran bermaterai atau tidak
- Ijazah sekolah dan daftar nilai
- Surat keterangan pekerjaan dan pengalaman
- Referensi dari pihak yang dapat dipercaya
- Wawancara langsung
- Penanpilan dan keadaan fisik pelamar
- Keturunan dari pelamar bersangkutan
- Tulisan pelamar
Seleksi non-ilmiah kurang dapat dipercaya, bahkan menimbulkan kesulitankesulitan
bagi perusahaan
2. ilmiah
Seleksi ini didasarkan kepada job specification dan kebutuhan nyata jabatan yang
diisi serta berpedoman kepada kriteria dan standart-standart tertentu.
41
Seleksi ilmiah hendaknya dilaksanaakan dengan cara-cara berikut :
- Metode kerja yang jelas dan sistematis.
- Berorientasi kepada prestasi kerja.
- Berorientasi kepada kebutuhan riil karyawan.
- Berdasarkan kepada job analysis dan ilmu sosial lainnya
- Berpedoman kepada Undang-Undang Perburuhan.
e. Kualifikasi seleksi
Kualifikasi seleksi meliputi :
- Umur
Umur dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja dan tanggung
jawab seseorang. Umur pekerja juga diatur dalam Undang-Undang Perburuhan.
- Keahlian
Keahlian menentukan mampu tidaknya seseorang menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan kepadanya. Keahlian meliputi : technical skill, human skill, conceptual
skill, kecakapan untuk memanfaatkan kesempatan serta kecermatan menggunakan
peralatan yang dimiliki perusahaan.
- Kesehatan fisik
- Pendidikan
Pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
- Jenis kelamin
Jenis kelamin harus diperhatikan berdasarkan sifat pekerjaan, waktu pekerjaan,
dan peraturan perburuhan.
- Tampang
Tampang hanyalah merupakan kualifikasi tambahan. Artinya, untuk jabatan
tertentu tampang akan turut membantu keberhasilan seseorang dalam tugasnya.
- Bakat
Orang yang berbakat lebih kreatif mengembangkan dirinya.
42
- Temperamen
Temperamen adalah pembawaan seseorang yang sulit dipengaruhi oleh
lingkungan yang melekat pada dirinya.
- Karakter
Karakter merupakan sifat pembawaan seseorang yang dapat diubah oleh
lingkungan atau pendidikan.
- Pengalaman kerja
Orang yang berpengalaman merupakan calon karyawan yang telah siap pakai
- Kerja sama
Kerja sama merupakan kunci keberhasilan perusahaan karena sifatnya positif
serta berasaskan kemampuan.
- Kejujuran
Kejujuran merupakan kunci untuk mendelegasikan tugas pada seseorang.
- Kedisiplinan
- Inisiatif dan kreatif
Inisiatif dan kreatif merupakan kaulifikasi yang penting karena dapat membuat
seseorang mandiri dalam menyelesaikan tugasnya.
f. Sistem dan prosedur seleksi
Sistem seleksi menurut Andrew F. Sikula adalah Succesive-Hurdles
dan Compensatory-Approach. Succesive-Hurdles adalah sistem seleksi yang
dilaksanakan berdasarkan urutan testing. Compensatory-Approach adalah sistem
seleksi dengan menghitung rata-rata nilai test pelamar, apakah mencapai standar atau
tidak.
Prosedur seleksi ditetapkan dengan cermat berdasarkan asas efesiensi untuk
memperoleh karyawan yang qualified dengan penempatan yang tepat.
g. Langkah-langkah seleksi
Langkah-langkah seleksi meliputi
1. Seleksi surat-surat lamaran.
2. Pengisian blanko lamaran.
43
3. Pemeriksaan referensi
4. Wawancara pendahuluan
5. Test penerimaan
Test penerimaan meliputi Physical test (medical test), academic test (knwoledge
test ), dan phsycological test.
6. Test Psikologi
Jenis-jenis test psikologi :
- test kecerdasan
- test kepribadian
- test bakat
- test minat
- test prestasi
Pendekatan seleksi
a. Successive Hurdles Selection Approach
Prosedur ini mengharuskan calon karyawan untuk mengikuti procedur seleksi
secara bertahap. Contoh gambar.
44
b. Compensatory Selection Approach
Dalam pendekatan ini seluruh calon karyawan diberi kesempatan yang sama
untuk mengikuti seluruh prosedur seleksi. Contoh gambar :
7. Test kesehatan
8. Wawancara akhir atasan langsung
9. Memutuskan diterima atau ditolak
h. Tingkat-tingkat seleksi
Tingkat-tingkat seleksi yang dilakukan setiap perusahaan atau organisasi, hal ini
tergantung kepada kebutuhan dalam penerimaan karyawan yang dilakukan setiap
perusahaan. Tingkat-tingkat seleksi yang dilakukan oleh perusahaan ada 3, yaitu :
1. Seleksi tingkat pertama, meliputi semua prosedur seleksi sejak dari surat lamaran
sampai dengan pelamar dinyatakan diterima.
2. Seleksi tingkat kedua dilakukan pada calon karyawan yang status masa
percobaan. Seleksi tingkat kedua lamanya ada yang 3 bulan, 6 bulan atau setahun.
3. Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi yang dilakukan dengan mengikuti prajabatan
atau latihan, mereka akan dipromisikan dan diangkat menjadi karyawan tetap
serta haknya akan diterima sepenuhnya.
45
i. Kendala-kendala seleksi
Kendala-kendala itu meliputi
1. Tolak ukur
Kendalanya adalah kesulitan untuk menentukan standar tolak ukur yang akan
digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi selektif secara objektif.
2. Penyeleksi
Kendalanya adalah kesulitan mendapatkan penyeleksi yang benar-benar qualified,
jujur dan objektif pernilainya.
3. Pelamar
Kendalanya adalah kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari
pelamar.
Untuk mengurangi kendala-kendala ini, perlu dilakukan kebijaksanaan seleksi secara
bertingkat, karena semakin banyak tingkatan seleksi yang dilakukan semakin cermat
dan teliti penerimaan karyawan.
C. Penempatan
Banyak orang menganggap bahwa penempatan merupakan akhir dari seleksi
untuk karyawan baru. Tetapi penempatan disini maksudnya bukan untuk karyawan
baru saja tetapi juga berlaku untuk karyawan lama yang dirasa memiliki kemapuan
untuk menempati posisi atau jabatan tertentu.
Dengan kata lain kita dapat melakukan promosi jabatan untuk karyawan yang
lama untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar, tingkatannya dalam hirarki
jabatan lebih tinggi dan penghasilannya akan lebih besar pula. Bagi perusahaan juga
memperoleh keuntungan dari hal ini karena semakin banyak karyawan ingin memperoleh
jabtan tersebut dan berpacu untuk memdapatkannya. Penghargaan kepada seseorang jauh
lebih berharga, karena setiap orang ingin dihargai.
Dalam organisasi umumnya menggunakan dua kriteria utama dalam
mempertimbangkan seseorang untuk dipromosikan yaitu prestasi kerja dan senioritas.
Promosi yang didasarkan pada prestasi kerja menggunakan hasil penilaian atas hasil
karya yang sangat baik dalam promosi atau jabatan sekarang.Dan juga perlu adanya
46
analisis yang matang terhadap kemampuan seseorang dan mengenai potensi yang
bersangkutan.
Sedangkan promosi yang didasarkan kepadasenioritas adalah dihitung dari
lamanya bekerja. Dan perusahaan menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan
(Handoko, 2000 : 171 ) yaitu :
1. sebagai penghargaan atas jasa – jasa seseorang paling sedikit dilihat dari segi loyalitas
kepada organisasi.
2. Penilaaian biasa bersifat objektif dengan membandingkan masa kerja.
3. Mendorong organisasi untuk mengembangkan karyawan untuk dipromosikan.
Tetapi cara ini terdapat kelemahan karena karyawan yang paling senior belum
tentu karyawan yang produktif.
47
BAB VI
FUNGSI PENGEMBANGAN
PELATIHAN KARYAWAN OPERASIONAL
Kita yakini bahwa belum ada suatu perusahaan pun yang dapat mengoperasikan
faktor produksi tanpa memanfaatkan tenaga kerja. Bahkan ada semacam kecenderungan,
makin besar perusahaan dari segi kualitas dan kuantitas, makin besar jumlah kebutuhan
akan tenaga kerja. Meskipun telah ditemukan teknologi baru berupa mesin-mesin
otomatif dan komputerisasi, tetapi bagi sebagian besar perusahaan belum dapat
melaksanakan kegiatannya tanpa adanya tenaga kerja. Justru dengan semakin
moderennya peralatan produksi (mesin-mesin) kebutuhan tenaga kerja yang professional
juga makin meningkat.
Pengembangan suatu system pendidikan dan pelatihan terpadu dalam kaitannya
dengan upaya pengembangan sumber daya manusia umumnya dan pembangunan
ketenagakerjaan, khususnya kiranya memang merupakan keharusan dan kebutuhan yang
semakin terasa dewasa ini. Kendatipun gagasan ini sesungguhnya bukan merupakan hal
baru, namun rintisan pelaksanaannya berdasarkan konsep yang jelas ternyata belum
direalisasikan sebagaimana diharapkan.
Tanggung jawab pengadaan tenaga berkualitas tersebut, merupakan tanggung
jawab banyak pihak, seperti : pemerintah, badan usaha pemakai tenaga kerja, lembaga
pendidikan dan pelatihan, lembaga pendidikan formal termsuk perguruan tinggi,
koperasi, usaha Negara, usaha swasta, organisasi karyawan, dan lembaga
kemasyarakatan. Tanggung jawab itu perlu secara terkoordinasi dan terpadu; dan oleh
karenanya timbul pemikiran konseptual untuk mengembangkan suatu system pendidikan
dan pelatihan terpadu, yang mampu melaksanakan program orientasi terpadu guna
menghasilkan tenaga kerja professional dan terampil. System orientasi tersebut sangat
dibutuhkan sebagai wahana pembinaan ketenagakerjaan yang mampu beroperasi secara
efektif dan menghasilkan tenbaga kerja yang siap pakai.
48
Tujuan orientasi adalah untuk membantu karyawan baru, membuat penyesuaian
yang mulus di tempat kerja mereka. Untuk melakukan hal itu, dibutuhkan program
orientasi yang terencana dan di laksanakan dengan baik yang akan :
• Mengurangi tingkat kegelisahan karyawan
• Mendorong sikap positif terhadap organisasi
• Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tidak tertangani pada saat perekrutan
• Memperkuat dan menetapkan ekspektasi kerja yang realistis
Tujuan pelatihan di tempat kerja, baik karyawan baru ataupun karyawan lama,
adalah untuk memastikan adanya kesesuaian antara persyaratan yang dituntut oleh suatu
pekerjaan dengan ketrampilan serta kompetensi karyawan.
Orientasi memungkinkan karyawan baru mungkin akrab dengan lingkungan kerja
dan mendapatkan rasa memiliki yang merupakan bibit dari komitmen terhadap
organisasi. Sasaran utama orientasi di tempat kerja adalah untuk :
Membuat karyawan baru merasa diterima dan nyaman
Menciptakan persepsi positif terhadap organisasi
Mengkomunikasikan prosedur dasar organisasi kepada karyawan baru
Membentuk dasar untuk pelatihan berkelanjutan
Mengkonfirmasikan keputusan karyawan untuk bergabung dengan organisasi
Memulai proses pengintegrasian karyawan baru ke dalam angkatan kerja
organisasi
A. Pengertian Pelatihan dan Pengembangan
Penggunaan istilah pelatihan (training) dan pengembangan (development)
dikemukakan oleh beberapa para ahli. Pendapat-pendapatnya dapat diketahui sebagai
berikut :
Dale Yoder menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan
pengawas, sedangkan istilah pengembangan ditujukan untuk pegawai tingkat manajemen.
Istilah yang dikemukakan oleh Dale Yoder adalah rank and file raining, supervisor
training, dan management development.
49
Edwin B. Flippo menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksana dan
pengembangan ntuk tingkat pimpinan. Istilah-istilah yang dikemukakan olehnya adalah
training operative personnel dan excecutive development.
B. Pelatihan Karyawan
Pelatihan merupakan proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh
efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan dating melalui
pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap
yang layak.
Berdasarkan rumusan tersebut, pelatihan merupakan kunci manajemen lini dan
staf. Manajemen lini memiliki tanggung jawab yang sebesar terhadap penyelanggaraan
pelatihan, sedangkan staf membri teknis opersaional untuk membantu lini dlam
melaksankan fungsinya. Pelatihan berhubungan dengan efektivitas pekerjaan individu
tenaga kerja dan hubungan antar tenaga kerja yang dikembangkan merupakan program
untuk memudahkan pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan pelaksanaan pelatihan adalah
agar para manajer mendapat pengetahuan tentang sikap dan kelakuan tenaga kerja yang
diperlukan agar kondisi perusahaan efektif. Selain tujuan yang ingin dicapai agar
pelaksanaan pelatihan dalam ilmu pengetahuan, perilaku ini berhubungan erat dengan
fungsi pelatihan yang berperan luas dalam pengambangan manajer.
Manajer yang moderen berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang meluas di
luar pekerjaan. Mereka tidak hanya merasa puas dengan perumusan hubungan
antarmanusia. Kecakapannya harus meliputi kemampuan untuk menyatakan secara
umum keterangan riset yang pokok serta melihat, merasa, dan memahami antar hubungan
dari keanekaragaman perwujudan perilaku individu dalam pekerjaan.
Berbagai metode dapat digunakan dalam program pelatihan. Metode pelatihan
yang paling terkenal dan banyak digunakan, antara lain :
1) Metode On The Job Training
Hampir 90% dari pengetahuan pekerjaan diperoleh melalui metode on the job
training. Prosedur metode ini informal, observasi sederhana dan mudah serta praktis.
Pegawai mempelajari pekerjaannya dengan mengamati pekerja lain yang sedang
bekerja, dan kemudian mengobservasi perilakunya. Aspek-aspek lain dari on the job
50
training adalah lebih formal dalam format. Pegawai senior memberikan contoh cara
mengerjakan pekerjaan dan pegawai baru memperhatikannya.
Metode ini dapat pula menggunakan peta-peta, gambar-gambar, samplesampel
masalah dan mendemonstrasikan pekerjaan agar pegawai baru dapat
memahaminya dengan jelas. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan skill yang
dapat dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Manfaat dari metode ini
adalah peserta belajardengan perlengkapan yang nyata dan dalam limgkungan
pekerjaan atau job yang jelas.
2) Metode Vestibule atau balai
Vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang disunakan untuk
tempat pelatihan bagi pegawai baru yang akan menduduki suatu pekerjaan. Metode
ini merupakan metode pelatihan yang sangat cocok untuk banyak peserta (pegawai
baru) yang dilatih dengan jenis pekerjaan yang sama dan dalam waktu yang sama.
Pelaksanaan metode ini biasanya dilakukan dalam waktu beberapa hari sampai
beberapa bulan dengan pengawasan instruktur, misalnya pe;atihan pekerjaan,
pengetikan klerek, operator mesin.
3) Metode Demonstrasi dan Contoh
Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan bagaimana suatu
pekerjaan atau bagaimana sesuatu itu dikerjakan. Metode ini melibatkan penguraian
dan memeragakan sesuatu melalui contoh-contoh. Metode ini sangat mudah bagi
manajer dalam mengajarkan pegawai baru mengenai aktivitas nyata melaui suatu
tahap perencanaan dari “Bagaimana dan apa sebab” pegawai mengerjakan pekerjaan
yang ia kerjakan. Metode ini sangat efektif, kaena lebih mudah menunjukkan kepada
peserta cara mengerjakan suatu tugas, karena dikombinasikan dengan alat Bantu
belajar seperti : gambar-gambar, teks materi, ceramah, diskusi.
4) Metode Simulasi
Metode ini merupakan suatu situasi atau peristiwa menciptakan bentuk
realitas atau imitasi dari realitas. Simulasi ini merupakan pelengkap sebagai tehnik
duplikat yang mendekati kondisi nyata pada pekerjaan. Metode simulasi yang popular
adalah permainan bisnis (bussiness games).
51
Metode ini merupakan metode pelatihan yang sangat mahal, tetapi sangat
bermanfaat dan diperlukan dalam pelatihan.
5) Metode Apprenticeship
Metode ini adalah suatu cara mengembangkan ketrampilan (skill) pengrajin
atau pertukangan. Metode ini tidak mempunyai standar format. Pegawai peserta
mendapatkan bimbingan umum dan dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.
6) Metode Ruang Kelas
Metode ini merupakan metode training yang dilakukan di dalam kelas
walaupun dapat dilakukan di area pekerjaan. Metode ruang kelas adalah kuliah,
konferensi, studi kasus, bermain peran dan pengajaran berprogram (programmed
instruction).
Pelatihan karyawan dewasa ini menjadi sangat penting dikarenakan beberapa
alasan. Pelatihan dapat mengurangi jumlah waktu belajar yang diperlukan karyawan
utnuk mencapai suatu tingkat atau standar yang telah ditetapkan pada suatu pekerjaan
tertentu. Pe;atihan bermanfaat bagi karyawan secara individual karena memungkinkan
mereka memperoleh tambahan pengetahuan dan ketrampilan dan bahkan mungkin dapat
membentuk sikap positif karyawan yang bermanfaat bagi organisasi. Bagi organisasi
secara keseluruhan, pelatihan memberi peluang yang lebih baik bagi suatu perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, baik dari segi jumlah maupun mutunya.
Pelatihan karyawan, seperti halnya penempatan karyawan, harus dipandang
sebagai suatu proses, bukan sebagai kejadian sesaat (short affair). Pada umumnya dalam
seluruh masa kerjanya, karyawan akan dilatih dan dilatih kembali berkali-kali dari waktu
ke waktu.
C. Pengembangan Karyawan
Proses pengembangan terdiri atas tindakan memutuskan kompetensi, ketrampilan
atau pengetahuan yang perlu dikembangkan, dan bagaimana mencapainya. Sebagaimana
dengan kebanyakan keputusan maajerial, seorang manajer harus mengambil keputusan
ini berdasarkan sumber daya dan kesempatan yang tersedia. Tidak ada gunanya
merencanakan program pengembangan besar-besaran jika sumber dayanya habis
52
ditengah jalan. Tidak ada gunanya mengirim seorang anggota tim untuk mengikuti kursus
pelatihan berbiaya mahal jika ia tidak diberi kesempatan untuk mempraktekkan
ketrampilan yang ia peroleh tersebut setelah kembali bekerja.
Jadi, titik awalnya adalah mengenali status kompetensi pemegang tugas.
Kompetensi mana yang diperlukan untuk tugas itu? Ketrampilan mana yang dimilki
pemegang tugas, tetapi belum dimanfaatkan? Setelah mengidentifikasi kebutuhankebutuhan
pengembangan tersebut, seorang manajer dapat menyusun suatu rencana
pengembangan. Pastikan bahwa rencana tersebut mencakup tindakan-tindakan SMART :
spesifik (specific), dapat di ukur (measurable), dapat dicapai (achievable), realistis
(realistic), dan terutama tepat waktu (timely). Barangkali sulit merencanakan
pengembangan atau pelatihan untuk waktu yang paling sesuai, tetapi kegiatan-kegiatan
yang terlalu cepat atau terlalu lambat akan kehilangan banyak nilai.
Berbagai metode dapat digunakan dalam program pengembangan. Metode
pengembangan yang paling terkenal dan banyak digunakan, antara lain :
a) Metode Understudy
Teknik pengembangan understudy serupa dengan metode on the job. Belajar
dengan berbuat ditekankan melalui kebiasaan. Pada tehnik understudy tidak
melakukan tugas secara penuh, tetapi diberikan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Dalam understudy, peserta diberikan latar belakang masalah dan
pengalaman-pengalaman tentang suatu kejadian, kemudian mereka harus menelitinya
dan membuat rekomendasi secara tertulis tentang masalah-masalah yang
berhubungan dengan tugas-tugas unit kerja.
Motivasi dan minat kerja pada umumnya tinggi apabila digunakan tehnik
understudy. Konsep understudy memungkinkan perencanaan pegawai secara
sistematis dan terkoordinasi serta dapat digunakan dengan jarak waktu yang lama.
b) Metode Job Rotasi dan kemajuan berencana
Job rotasi yang melibatkan perpindahan peserta dari suatu pekerjaan pada
pekerjaan lainnya. Kadang-kadang dari suatu penempatan pada penempatan lainnya
yang direncanakan atas dasar tujuan belajar. Keuntungan job rotasi adalah antara lain
: pegawai peserta mendapatkan gambaran yang luas mengenai berbagai macam jenis
pekerjaan, mengembangkan kerjasama antara pegawai, menentukan jenis pekerjaan
53
yang sanagt diminati oleh pegawai, mempermudah penyesuaiaan diri dengan
lingkungan tempat bekerja, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
penempatan kerja yang sesuai dengan potensi pegawai.
c) Metode Coaching-Counseling
Coaching adalah suatu prosedur mengajarkan pengetahuan dan ketrampilanketrampilan
kepada pegawai bawahan. Peranan job coach adalah memberikan
bimbingan kepada pegawai bawahan dalam menerima suatu pekerjaan atau tugas dari
atasannya.
Counseling merupakan pemberian bantuan kepada pegawai agar dapat
menerima diri, memahami diri dan merealisasikan diri, sehingga potensinya dapat
berkembang secara optimal dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan
penyuluhan pegawai, diharapkan aspirasinya dapat berkembang dengan baik dan
pegawai yang bersangkutan mampu mencapai kepuasan kerja.
Lain halnya dengan fungsi pelatihan, arti pentingnya pengembangan manajer baru
disadari dan diterima secara luas dewasa ini. Alasan mengapa pengembangan sangat
penting adalah sama dengan alas an mengapa pelatihan penting. Jika kita berpendapat
bahwa training dan re-training adalah suatu proses terus menerus yang tiada akhirnya,
maka kita juga harus menerima pendapat pengembangan manajer yang terus menerus;
dimana setiap manajer berkembang melalui serangkaian posisi atau jabatan operasional.
Pengembangan bukanlah sekedar pelatihan. Banyak kesempatan untuk
menjalankan pengembangan muncul dari pekerjaan itu sendiri. Lihatlah apa yang dapat
ditawarkan pekerjaan tersebut sebelum berinvestasi dalam alternative-alternatif lain yang
mahal dan menyita waktu. Kesempatan-kesempatan ditempat kerja ini dapat terlewatkan
atau diabaikan begitu saja hanya karena mengutamakan penyelesaian pekerjaan tersebut.
Mendatangi tempat kerja adalah cara yang sangat baik untuk mempelajari persoalanpersoalan
yang ada.
Jawaban yang paling sederhana dari pertanyaan mengapa pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja harus dikembangkan adalah jika perusahaan tidak
mengembangkannya, maka perusahaan akan kehilangan karyawannya. Organisasi yang
tidak memberi harapan bagi orang-orang yang mempunyai keterampilan kemungkinan
54
hanya akan memiliki staf yang tidak terampilan dan tidak dapat diandalkan. Dalam katakata
yang lebih positif, manusia yang berkembang adalah sumber yang lebih berharga.
Manajer akan memperoleh lebih banyak dari mereka sebagai ganti uang yang perusahaan
keluarkan. Pengembangan staf yang ada pun jauh lebih murah daripada merekrut dan
mendidik karyawan-karyawan baru. Berinvestasi dalam orang dan pengembangannya
akan mengurangi biaya operasi organisasi dan menghasilkan kepuasan pelanggan yang
lebih besar.
Keputusan yang benar-benar sulit adalah menentukan berapa biaya investasi
untuk mengembangkan orang-orang. Makin besar investasi, makin leluasa perusahaan
dalam mempekerjakan seseorang, dan mereka makin tertarik memasuki persaingan.
Setiap organisasi harus menentukan pilihan antara berinvestasi dalam manusia dan risiko
kehilangan investasi tersebut.
Dari sudut pandang langsung perusahaan, pengembangan seseorang di tempat
kerja dapat membantunya untuk secara lebih kopeten melakukan pekerjaannya. Ini akan
makin meningkatkan produktivitasnya sendiri dan produktivitas oragnisasi tersebut.
Tanggung jawab untuk mewujudkan pengembangan manusia ini dapat dipandang
sebagai suatu yang sangat mirip dengan peran orangtua. Beberapa manajer sangat
bersikap mengajari dan keras. Manajer lain bersikap lebih membantu dan mendorong
orang untuk mencari jalannya sendiri dan menilai perkembangannya sendiri. Jika anda
sudah pernah merasakan orangtua yang baik, besar kemungkinan anda akan
berkembangan menjadi individu yang matang, percaya diri, sanggup menguasai diri, dan
sanggup mengambangkan diri sendiri. Sama halnya, jika anda membimbing tim anda
dengan cara memberdayakannya dan penuh perhatian, kemungkinan besar mereka akan
menjadi anggota-anggota tim yang berhasil dan percaya diri. Lepas dari kepuasan karena
ikut serta dalam pengembangan orang lain, sikap yang positif terhadap perkembangan
orang lain ini membantu anda untuk berkinerja lebih baik dan memberi kontribusi yang
lebih bernilai.
Pengembangan sering diartikan pelatihan dan terlalu sering pelatihan itu berarti
kursus. Namun, sebenarnya pengembangan adalah suatu proses yang jauh lebih luas dan
lebih kaya daripada hanya mengikuti kursus pelatihan. Belajar seumur hidup yang
55
sesungguhnya dapat terjadi dalam bentuk berbagai cara, lingkungan social, hubungan dan
pembicaraan.
C. Proses Pelaksanaan pelatihan
Keputusan penyelenggaraan Pelatihan dan Pengembangan haruslah bertumpu
pada data terbaik yang tersedia, yang dihimpun dalam suatu penilaian kebutuhan (needs
assessment). Dalam penilaian kebutuhan dilakukan diagnosis terhadap masalah-masalah
saat ini dan tantangan-tantangan di masa mendatang yang akan dihadapi. Cascio (1995)
menyatakan Penilaian kebutuhan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tipe analisis yaitu analisis
organisasional, analisis operasional, dan analisis individu.
56
BAB VII
FUNGSI PENGEMBANGAN
PENILAIAN KINERJA
A. Penilaian Kinerja Sebuah Perspektif Organisasi
Penilaian kinerja menitikberatkan pada penilaian sebagai suatu proses pengukuran
penilaian. Hal utama dari penilaian ini adalah teknik-teknik (seperti pola-pola skala) yang
dapat dikembangkan untuk meningkatkan ketepatan serta validitas penilaian. Penelitian
ini menjadi khas karena model-model yang disampaikan tidak memudahkan
penggabungan antara ilmu dan aplikasinya dalam penilaian kinerja.Hal ini disebabkan
karena mereka tidak mengidentifikasikan variabel-variabel yang sangat penting dalam
penilaian dan mereka gagal mencapai tujuan sehingga diperlukan pendekatan penelitian
dan praktik yang lain.
Sebuah kemajuan dalam memberikan perkiraan penilaian perspektif sosialpsikologis
bahwa peran konteks penilaian mendapatkan perhatian yang lebih besar. Lebih
lanjut, perspektif ini menyebabkan para ahli ilmu jiwa lebih memiliki kesempatan
menyelidiki masalah-masalah psikologis dan sosial-psikologis dengan proses penilaian.
Hal ini akan menimbulkan pertanyaan apakah peran keadaan sosial dan norma-norma
organisasi dalam proses penilaian atau apakah peran proses sosialisasi dalam
pengembangan norma-norma dan standar kinerja.
B. Definisi Penilaian Kinerja
Dalam berbagai literatur pengembangan sumber daya manusia, digunakan berbagai
istilah untuk kegiatan menilai prestasi kerja pegawai. Mulai dari istilah performance
appraisal, employee evaluation, performance measurement, employee assessment,
performance evaluation sampai pada employee’s performance evaluation.
Hasil kerja atau karya pegawai yang dihasilkan dari gabungan atau resultante antara
kemampuan serta semangat pegawai merupakan aspek penentu prestasi kerja yang
mewujudkan pada kinerja dan produktivitasnya.
Dalam kaitannya dengan kebijakan personalia berdasarkan merit system, maka
penilaian karya pegawai sebagai “proses sistematik untuk menilai segenap perilaku kerja
57
pegawai dalam kurun waktu kerja tertentu yang akan menjadi dasar penetapan kebijakan
personalia dan pengembangan pegawai.”
Dalam definisi tersebut terkandung maksud bahwa, yang disebut sebagai
sistemmatik adalah terkait dengan adanya kejelasan tujuan, tahap-tahap pelaksanaan,
metode serta kurun waktu penilaian pegawainya. Sedangkan yang dimaksud dengan
segenap perilaku kerja pegawai adalah meliputi perilaku nampak (overt behaviour) dan
perilaku tak nampak (covert behaviour)
C. Tujuan Penilaian Kinerja
Pada hakekatnya terdapat dua tujuan utama dari kegiatan penilaian karya
pegawai, yakni untuk kepentingan administratif serta dalam rangka peningkatan kinerja
pegawai.
1. Penilaian karya pegawai untuk tujuan administrasi personalia,karena hasil penilaian
karya pegawai akan menjadi dasar untuk:
a. Penetapan naik atau turunnya penghasilan pegawai.
b. Penetapan kepesertaan pelatihan pegawai.
c. Penetapan jenjang karir jabatan pegawai dalam wujudnya sebagai promosi, rotasi
atau demosi jabatan.
d. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja dan produktivitas organisasi dan unit
kerja pada umumnya serta individu-individu pegawai dalam setiap jabatan mereka
khususnya.
2. Penilaian karya pegawai untuk tujuan pengembangan diri pegawai, adalah meliputi:
a. Sebagai dasar untuk mengidentifikasikan kelebihan atau kekurangan pegawai
sehingga dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam melibatkan pegawai
dalam program-program pengembangan pegawai.
b. Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan kerja serta
meningkatkan motivasi kerja pegawai.
c. Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan atau pejabat penilai
dalam mengamati perilaku kerja pegawai secara keseluruhan
58
D. Metode Penilaian Kinerja
Sampai pada saat ini dikenal adanya tujuh metode penilaian untuk mengukur
prestasi kerja pegawai, yakni 1)rating scale, meliputi (a) skala grafik; (b) skala multiplestep,
(c) skala behavior; 2) cheklist, meliputi (a) weghted cheklist; (b) force-choice
checklist; 3) employee comparison, meliputi (a) forced –rank, (b) paired comparison, (c)
forced distribution; 4) critical incident; 5) essay evaluation; 6) management by objektive
/ MbO; 7) assesment center.
1. Rating Scales.
Metode ini merupakan penilaian oleh atasan terhadap pegawai yang menjadi
bawahannya berdasarkan sifat-sifat atau Karakteristik.
Faktor-faktornya Teknis Pelaksanaannya adalah, para atasan mengidentifikasikan
serta menentukan faktor-faktor apa yang dianggap penting dari tugas-tugas jabatan
yang hendak diukur melalui penentuan parameternya.
Terdapat (3 )jenis metode rating scale, yaitu:
a. Skala grafik, dalam metode ini penilai memberikan tanda (√;Χ;0) pada skala
penilaian yang merupakan hasil penilaian dan dianggap sebagai posisi setepatnya
yang mewakili diri pegawai yang dinilai. Tahap pemilihan faktor-faktor yang
harus diukur dari para pegawai adalah merupakan bagian yang penting dan
menentukan dari penggunaan sistem skala grafik. Terdapat dua jenis faktor yang
lazim dipertimbangkan, yaitu;
1) Sifat-sifat khusus, seperti motivasi dan inisiatif.
2) Kontribusi, seperti jumlah dan mutu kerja.
59
Contoh Skala Grafik
• Keterampilan Kerjanya
Buruk Di bawah Rata-rata Diatas Baik
Rata-rata Rata-rata
• Kuantitas hasil kerjanya
Buruk Di bawah Rata-rata Di atas Baik
Rata-rata Rata-rata
• Disiplin Kerjanya
Buruk Di bawah Rata-rata Di atas Baik
Rata-rata Rata-rata
• Tanggung Jawab Kerjanya
Di bawah Di atas Baik
Rata-rata Rata-rata
b. Skala-multi-step, pada metode penilaian ini para penilai dihadapkan sejumlah
kategori alternatif yang harus dipilihnya.
c. Skala penilaian berbasis perilaku (behavioral anchored rating scales/BARS),
yang harus memfomulasikan terlebih dahulu faktor-faktor serta dimensi dari sifat
dan karakteristik jabatan ke dalam bentuk perilaku yang bisa diukur dan menjadi
dasar penetapan skala penilaian. Skala penilaian berbasis perilaku ini meliputi 2
(dua) jenis yaitu:
1) Skala perilaku harapan (behaviour expectation scales / BES), dengan
dasarnya yang berupa uraian guna membantu penilai untuk merumuskan
perilaku pegawai sebagai diatas rata-rata, rata-rata atau di bawah rata-rata :
60
Contoh Skala Penilaian Berdasarkan Perilaku Harapan
(Behaveur Expectation scale)
Nilai Deskripsi Prilaku yang Diharapkan
6
Bisa diharapkan untuk meningkatkan volume penjualan dengan bantuan empat
Petugas Penjualan baru dan mengembangkan mereka menjadi Petugas
Penjualan yang berhasil
5
Bisa diharapkan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan rasa tanggung jawab
para Petugas Penjulan yang dibawahinya dengan mendelegasikan banyak tugas
penting kepada mereka
4
Bisa diharapkan untuk berhasil memberikan pelatihan mengenai teknik-teknik
penjualan yang efektif bagi bawahannya sekurangnya lima kali dalam satu bulan
3
Bisa diharapkan untuk menunjukan kepada para petugas penjualan bagaimana
cara memberikan pesan positif kepada para pelanggan yang berlaku sopan dan
hormat pada mereka
2
Bisa diharapkan untuk mengur petugas penjualan agar aktif melanyani para
pelanggan dan jangan hanya pasif menunggu saja
1
Bisa diharapkan untuk meminta agar petugas penjualan yang dibawahinya
berdisiplin dalam bekerja dan tidak membolos
2) Skala pengamatan perilaku (behaviour observatioan scale / BOS).
Jika kita menggunakan skala BES, maka pengesahan suatu dasar perilaku di
atas titik netral juga nampak akan memasukkan perilaku dari titk netral ke
atas. Misalkan jika seorang pegawai mendapatkan nilai 6, maka hal itu juga
berarti bahwa dia diharapkan untuk menunjukkan perilaku taraf 5;4;dan 3
61
Contoh Model Skala Pengamatan Perilaku
Beri tanda lingkaran atau lingkarilah (1) jika pegawai telah menunjukan perilaku kurang
dari ( < ) 50%; (2) jika 50%-64%; (3) jika 65%-79%; (4) jika 80%-89%; (5) jika
90%-100% tampil disepanjang waktu.
1 Menjadi pelanggan bengkel tentang apa saja keluhannya atas mobil atau
kendaraannya dengan cara yang sopan dan penuh perhatian.
Tidak pernah 1 2 3 4 5 Selalu
2 Melakukan pemeriksaan standard yang diperlukan atas mobil atau kendaraan
pelanggan untuk mencari penyebab yang dikeluhkan oleh pelanggan bengkel.
Tidak pernah 1 2 3 4 5 Selalu
3 Hanya bersedia melayani pelanggan lama dan meminta montir lain untuk melayani
pelanggan baru.
Tidak pernah 1 2 3 4 5 Selalu
4 Dengan sigap menyambut setip pelanggan bengkel yang datang dan menghentikan
obrolannya sesama montir.
Tidak pernah 1 2 3 4 5 Selalu
5 Dengan sopan menyilakan pelanggan untuk menunggu sambil menonton TV atau
membaca koran sementara mobil diperbaikinya.
Tidak pernah 1 2 3 4 5 Selalu
2. Cheklist
Pendekatan subyektif lainnya terhadap penilaian pegawai adalah dengan
menggunakan metode checklist yang dapat pula diberi artian sebagai daftar periksa.
Dalam metode penilaian ini, para penilai dihadapkan pada daftar pernyataanpernyataan
khusus berikut pencantuman pilihan nilainya:
62
TABEL 2.5
Contoh Model Forced-Choice Checklist
No. Pernyataan ya Tidak
1 Biasa memberikan gagasan yang baik
2 Menunjukan minat besar dalam bekerja
3 Berlaku pilih kasih pada bawahan
4 Bisa mencela bawahan
5 Perlengkapan kerja dipelihara baik
6 Memiliki pengetahuan jabatan yang baik
7 Para bawahan menghortinya
8 Membeda-bedakan bawahan
9 Mendengarkan kesulitan bawahan
10 Menegur bawahan di depan umum
3. Employee Comparison
Metode penilaian pegawai dengan cara membandingkan antara satu pegawai terhadap
pegawai lainnya terdiri atas 3 (tiga) macam, yakni:
a. Forced-rank,dalam hal ini penilai diminta untuk membuat urutan atau peringkat
(rangking) pegawai yang dinilai, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling
tinggi
Tabel 2.6
Contoh model Forced-Rank dari Employee Comparison
Urutan/Peringkat/Ranking Nama Pegawai
1 Aji
2 Bonita
3 Chandra
4 Dewi
5 Erlangga
6 Fatmawati
7 Goltom
63
b. Paired Comparison, metode ini berkaitan dengan proses pengambilan keputusan
oleh penilai. Prosedurnya adalah:
1) Penilai diminta untuk membandingkan setiap pasangan pegawai.
2) Penilai memutuskan siapa di antara keduanya yang paling menonjol.
c. Forced Distribution, dengan metode ini para penilai dipaksa membuat
pengelompokan para pegawai ke dalam suatu skala prosentase sesuai dengan
faktor penilaian prestasi kerja pegawainya. Metode ini bisa digunakan bila :
1) Jumlah pegawai yang dinilai 30 orang atau lebih.
2) Variasi Karkter individunya cukup menonjol (heterogen).
3) Kecakapan kerja pegawai diasumsikan membentuk kurva normal.
Dengan metode ini kelompok pegawai dibagi-bagi lagi ke dalam urutan Kategori
penilaian sebagai berikut:
1) Istimewa
2) Di atas rat-rata
3) Rata-rata
4) Di bawah rata-rata
5) Buruk
4. Critical Incident
Metode penilaian pegawa ini melibatkan para atasan yang harus mencatat semua
kejadian-kejadian kritis yang dinilai penting (critical incident) dari perilaku pegawai
yang biasa maupun yang luar biasa berdasarkan tampilan kejadian sehari-harinya
Misalkan saja untuk tingkatan manajer maka kriteria-kriteria yang dapat dipakai
antara lain adalah :
a. Kemampuan merencanakan.
b. Pengambilan keputusan.
c. Kesediaan mendelegasikan wewenang.
d. Pembuatan laporan.
e. Hubungan interpersonal dan sebagainya.
64
Untuk peningkatan para staf atau pelaksana, jenis-jenis kriteria yang dapat dipakai
adalah dapat berupa:
a. Tanggung jawab.
b. Prakarsa atau inisiatif.
c. Kerja sama dengan rekan sekerja.
d. Disiplin dan sebagainya.
5. Essay Evaluation
Prosedur yang dilakukan metode ini adalah berupa penugasan atau meminta penilai
untuk menyusun suatu karya tulis (essay) yang isinya bisa menggambarkan tentang
kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan setiap personil yang dibawahinya.
Biasanya uraian tulisan dikelompokkan di bawah topik atau judul tertentu seperti :
a. Prakasa atau inisiatif.
b. Kerja sama.
c. Pengetahuan jabatan.
d. Hasil kerja dan sebagainya.
6. Manajemen Berdasarkan Sasaran ( Management by Objektive )
Metode penilaian pegawai yang berorientasi pada hasil akhir atau final
result oriented dan disebut MbO ini digunakan untuk mengatasi kekurangankekurangan
dari metode penilaian lainnya yang lebih berfokus Pada proses.
Pendekatan penilaian pegawai ini didasarkan pada perumusan sasaran-sasaran
prestasi yang umumnya kuantitatif dan dapat diukur serta kerapkali ditentukan
bersama oleh atasan dan bawahannya.
Prosedur dari metode penilaian MbO ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Setiap bawahan diminta untuk menentukan bagi dirinya sendiri sasaran atau
target prestasi kerja jangka pendek beserta cara-cara bagaimana ia dapat
memperbaiki pola kerjanya sendiri serta pola kerja dari unitnya.
b. Atasan dan bawahan bersama-sama membicarakan apa yang diperlukan untuk
mencapai sasaran tersebut dan untuk menyesuaikan terhadap organisasi sebagai
keseluruhan.
65
c. Pada akhir masa penilaian yang ditetapkan (misalkan 6 bulan ) mereka bertemu
lagi untuk menilai apakah sasaran-sasaran dapat dicapai dengan baik, membahas
perihal apa saja yang dapat diperbaiki dan menetapkan sasaran-sasaran baru untuk
masa penilaian berikutnya. Sebagai upaya untuk saling mengisi, maka atasan
menuliskan hasil penilaian yang terperinci mengenai bawahannya dan
bawahannya menuliskan prestasi kerja yang dapat atau tidak dapat dicapainya.
7. Assessment Center
Assessment center pertamanya berkembang di lingkup militer jerman pada masa
perang dunia II dan bertujuan memilih para calon perwira unggulan yang akan maju
ke medan laga.
Yang diidentifikasikan melalui metode assessment center secara umu meliputi tiga
aspek, yaitu kecerdasan, kepribadian serta keterampilan manajerial. Metode yang
digunakan dalam assessment center adalah berupa:
a. Psychological-test, terdiri atas serangkaian test untuk mengidentifikasi taraf
kecerdasan melalui jenis-jenis achievement-test yang mengukur kemampuan
numerikal, verbal, daya tangkap, daya nalar  serta test kepribadian melalui
test-test proyektif dan minat.
b. Simulation execises, terdiri atas beberapa kegiatan simulatif untuk
mengidentifikasikan aspek managerial skill pegawai melalui pelaksanaan inbasket
exercise yang berisikan berbagai nota dinas, surat perintah, laporan,
cacatan telepon yang harus dijawab seluruhnya sekaligus dalam waktu singkat
E. Faktor Penilaian Kinerja
Sembilan Kriteria faktor penilaian karya pegawai, yaitu berupa :
a. Reliable, measure atau harus mengukur perilaku kerja dan hasilnya secara
obyektif.
b. Content valid atau secara rasional harus terkait dengan kegiatan kerja.
c. Defined specific atau meliputi segenap perilaku kerja dan hasil kerja yang dapat
diidentifikasikan.
66
d. Independent atau perilaku kerja dan hasil kerja yang penting harus tercakup dalam
kriteria yang komprehensif.
e. Non-overlaping atau tidak ada tumpang tindih antar Kriteria.
f. Comprehensive atau perilaku kerja dan hasil kerja yang tidak penting harus
dikeluarkan.
g. Accessible atau kriteria haruslah dijabarkan dan diberi nama secara komprehensif.
h. Compatible atau kriteria harus sesuai dengan tujuan dan budaya organisasi.
i. Up to date atau sewaktu-waktu kriteria perlu ditinjau ulang menilik kemungkinan
adanya perubahan organisasi.
F. TOLAK UKUR KINERJA (PERFORMANCE STANDARD)
Tolak ukur kinerja atau performance standar adalah daerah atau wilayah kinerja
jabatan atau unit kerja perusahaan yang dapat diterima atau ditolak terkait dengan
upaya perusahaan untuk mencapai visi dan misinya. Istilah ini jika diterapkan untuk
jabatan akan menjadi pagu atau tolak ukur kinerja jabatan dan lazim pula disebut
sebagai job performance standard. Sedangkan bila diterapkan pada unit kerja
perusahaan akan menjadi pagu atau tolak ukur kinerja unit kerja atau organization
unit performance standard. Dari bagian pada Gambar 2.2 tersebut nyata benar peran
penting dan strategik dari sebuah tolak ukur kinerja jabatan dalam upaya nyata
perusahaan untuk mencapai misi perusahaan dapat digapai secara sistematik.
67
Gambar 2.2
Prosedur Umum Penetapan Tolak Ukur kinerja Jabatan
(job Performance Standard)
Tolak Ukur Kinerja Jabatan
(Job Performance Standard)
• Quantity; Quantity;
• Cost
Tugas-Tugas
Jabatan
Jabatan-Jabatan
Perusahaan
Struktur
Organisasi
Perusahaan
Visi dan Misi
Preusahaan
Hasil Kerja
Jabatan
Target dari
Pemegang Saham
Perusahaan
68
G. MANAJEMEN KARIER
1. Mengembangkan Diri
Mungkin belum pernah terlintas dalam pikiran, bahwa suatu kesempatan besar akan
datang dan membawa keberuntungan di masa mendatang. Segala sesuatu bergerak
dengan cepat dalam organisasi tanpa peringatan terlebih dahulu. Begitu kesempatan
datang, maka seseorang harus sudah siap untuk menerima kesempatan tersebut, sudah
tentu jumlah pertimbangan yang diperoleh akan ditentukan oleh catatan prestasi yang
dimiliki oleh pribadi masing- masing. Ini berarti bahwa pada waktu memulai pekerjaan
yang pertama seseorang hjarus dapat membayangkan prospek masa depannya meskipun
masa depan belum dianggap penting pada saat itu, tetapi seseorang harus berusaha
bekerja dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mencapai prestasi kerja sebaik
mungkin.
Dengan belajardari pengalaman, mengamati sebab keberhasilan orang lain dan
tidak mengulangi kesalahan yang dibuatnya, seseorang dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik dan lebih cepat, sehingga dapat dengan mudah dan benar-benar
tahu apa yang harus dikerjakan. Kemampuan kerja seseorang dapat menarik perhatian
seorang pemimpin dan rekan-rekan sekerja, serta membuka kesempatan bagi orang
termaksud untuk lebih cepat menduduki jabatan yang lebih baik.
Promosi adalah kenaikan jabatan, yakni menerima wewenang dan tanggungjawab
yang belum dimiliki sebelumnya. Promosi tidak selalu diikuti dengan kenaikan gaji. Gaji
dapat tetap, tapi pada umumnya bertambah besarnya wewenang dan tanggungjawab
seseorang, bertambah besar pula balas jasa yang diterimanya. Dengan promosi,
dimaksudkan bahwa kepada seseorang diberikan jabatan yang lebih tinggi, dimana ia
mempunyai tugas wewenang dan tanggungjawab yang lebih besar, jika dibandingkan
dengan tugas, wewenang dan tanggungjawab yang dipegang sebelumnya. Hal ini
dimaksudkan untuk mengembangkan lebih lanjut karier seseorang.
Dalam rangka mencapai kemajuan, seseorang terlebih dahulu harus bersikap
dinamis dan lebih banyak memberikan jasa pada organisasi tempat ia bekerja, tanpa
mengharapkan suatu ambisi yang berlebihan serta tidak terlalu mengharapkan imbalan
jasa. Disamping itu seseorang harus berusaha untuk dapat memanfaatkan kesempatan,
sehingga dapat membuktikan bahwa ada kesanggupan untuk menangani pekerjaan yang
69
lebih besar. Pekerjaan yang memerlukan tanggungjawab yang lebih besar merupakan
tantangan bagi seseorang untuk lebih maju. Setiap tanggungjawab baru akan membuat
seseorang untuk lebih dapat berdiri sendiri dan berguna di kantor, serta dapat memberikan
pengalaman yang lebih luas kepadanya. Kemungkinan kesempatan tersebut datang dari
diri seseorang sendiri, misalnya dengan menemukan cara yang lebih efisien dalam
menyelesaikan beberapa pekerjaan atau penyampaian ide baru yang dapat diterapkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Setiap individu pada umumnya ingin maju, berkembang dan sukses, namun tidak
banyak individu yang tahu kemana dan bagaimana pengembangan tersebut dilakukan.
Beberapa hal yang dapat dipakai oleh setiap individu untuk mengembangkan dirinya,
antara lain:
1. Berusaha mengenal diri sendiri.
2. Berusaha mengenal kekuatan diri sendiri.
3. Berusaha mengenal kelemahan diri sendiri.
4. Berusaha mengembangkan interaksi dan komunikasi terbuka dengan lingkunag
yang positif dan edukatif.
5. Membiasakan diri selalu mengadakan kritik terhadap diri sendiri, mengevaluasi
diri, dan mengembangkan rasa humor.
6. Mencoba menerima keadaan secara rasional dan objektif.
7. Membiasakan diri selalu mengadakan pengecekkan, dan teliti dalam setiap
tindakan.
8. Memiliki tujuan dalam tahapan waktu yang terprogram.
9. Tidak mengimitasikan diri pada seseorang, tetapi mendiri.
2. Pengelolaan Karir
Agar dapat menentukan tindakan yang ingin kita lakukan dalam hal karir, kita
perlu melalui satu proses yang amat sederhana, yaitu proses perencanaan karir. Itu
bukannya suatu persoalan dalam merencanakan kehidupan kita, melainkan sekedar cara
dalam menyortir sasaran-sasaran jangka pendek kita, dalam menentukan apa yang harus
kita lakukan berikutnya di dalam karir kita. Proses ini dapat diterapkan pada tahap
70
manapun dalam kehidupan kita: untuk beralih karir, atau untuk perencanaan karir awal,
untuk berbagai keputusan karir.
Bagaimana mangikutinya? Cukup kita ikuti tahap-tahap yang digambarkan di
bawah ini dan kita harus sampai pada beberapa jawaban dari pertanyaan semacam: Karir
apa yang cocok bagi kita? Pilihan apa yang ada pada kita? Bagaimana kita dapat
membuat keputusan?
Langkah-Langkah yang Ditempuh
• Menilai diri sendiri : Kenalilah kelebihan-kelebihan kita, kemampuan kita, minat
kita dan berbagai atribut persoalan lainnya. Simaklah pengalaman kita
sebelumnya. Gambarkan hasil temuan kita dalam suatu bentuk ringkasan atau
rekaman.
• Meneliti gagasan dan kesempatan : Menengok kesempatan pada masa mendatang.
Mencari dan mempertimbangkan informasi yang relevan. Menandai sumbersumber
bantuan dan dukungan.
• Membuat hubungan-hubungan : Dapatka umpan balik dari perkembangan karir
kita. Kenali prioritas-prioritas dan dorongan-dorongan pribadi. Gabungkan hasilhasil
penilaian diri dengan pilihan-pilihan yang ada pada kita.
• Melakukan tindakan : Tuliskan dan laksanakan suatu rencana kegiatan.
Komunikasikan secara efektif baik secara lisan maupun tertulis untuk mencapai
sasaran. Tinjau kembali kemajuan kita dan amati segi-segi yang perlu dipelajari
bagi perencanaan karir kita di masa mendatang.
Menilai Diri Sendiri
Ini merupakan langkah teramat penting dalam proses pengelolaan karir dan bagi
sebagian besar orang inilah bagian yang paling sulit dan menimbulkan sejumlah
pertanyaan. Bagaimana saya melakukannya? Patokan apa yang saya gunakan? Dengan
siapa saya harus membandingkan diri saya?
Dengan jelas disebutkan bahwa ada tiga kriteria utama yang sangat vital dalam
pengelolaan karir, yakni pengetahuan akan:
71
• Kemampuan dan keterampilan kita, misalnya, kemampuan dalam mencegah
masalah, dalam berkomunikasi.
• Minat kita, misalnya, terhadap lingkungan, musik, olah raga
• Kelebihan-kelebihan kita, misalnya, keinginan untuk sukses, keinginan untuk
membantu orang lain.
Dalam proses ini kita tak perlu membuat perbandingan antara diri kita dengan
orang lain. Yang perlu kita lakukan adalah tindakan INTRAPERSONAL, yakni
membandingkan berbagai keterampilan dan minat kita untuk mengetahui mana yang
lebih penting. Ada berbagai macam cara untuk melaksanakan tugas ini. Kita dapat
meninjau ulang pengalaman terlebih dahuludalam mengenali minat dan kelebihan
tertentu dalam diri kita. Kita dapat mempergunakan serangkaian kuesioner atau sistem
panduan komputer. Kita juga dapat bertanya kepada orang lain mengenai kesan-kesan
mereka terhadap kepribadian-kepribadian dan kelebihan-kelabihan kita. Umpan balik dari
tindakan dapat mengejutkan, bahkan dapat pula menyakitkan, tetapi itulah gambarannya.
Ada sejumlah cara dalam menjalani proses peninjauan diri dan refleksi diri semacam ini.
Yang paling baik adalah mencoba berbagai cara untuk menentukan jawaban-jawaban
yang konsisten.
Setelah kita mendapat beberapa kemajuan, akan berguna kiranya untuk
menyimpulkan hasil temuan kita dalam suatu profil atau risalah pribadi dan karir yang
akan mencatat semua hal mengenai diri kita yang relevan terhadap keputusan karir kita.
Sebagai contoh, barangkali kita akan menemukan bahwa kita berkeinginan untuk
memanfaatkan kualitas dengan suatu cara tertentu, atau bahwa keterampilan kitadi tempat
kerja inginkita kembangkan lebih lanjut. Kita barangkali pula menyadari bahwa beberapa
pangalaman yang kita dapatkan secara cuma-cuma atau bersifat main-main ternyata
sangat berguna untuk menunjang rencana karir kita di masa mendatang.
Menetapkan Sasaran dan Merencanakan Tindakan yang Akan Kita Ambil
Mengetahui secara jelas apa yang akan kita lakukan adalah bagian utama dalam
proses perencanaan karir karena tindakan itu dapat meningkatkan rasa percaya diri kita,
disamping mempertegas tujuan kita. Apabila kita merasa terperangkap dalam
72
keputusasaan dan keraguan, penetapan sasaran akan membantu kita merasa lebih optimis
tentang masa depan dan membuat kita lebih berani melakukan kontrol pada kehidupan
kita. Ini merupakan salah satu dari tujuan penetapan sasaran dan perencanaan tindakan.
Lantas apa keterkaitannya? Pada khususnya ada dua pertanyaan sederhana yang perlu
kita jawab: ‘Kemana arah hidup saya?’ dan ‘Bagaimana saya dapat mencapainya?’
Apabila merasa sulit menetapkansuatu jangkauan karir, kita dapat pula mendaftar
sejumlah pilihan dan, dalam rancangan tindakan yang kita buat, dapat dijelaskan alasan
kita memilih salah satu dari hal tersebut. Kita barangkali perlu pula membuat perbedaan
antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Pertanyaan yang penting kita jawab
adalah ‘Bagaimana saya tahu saya telah mencapai tujuan tersebut?’
Pengelolaan karir berawal dari bagaimana diri kita sebenarnya. Pengenalan
kepribadian kita sendiri menentukan bagaimana karir yang akan kita peroleh. Bagaimana
kita bisa mencapai karir dengan sukses jika kita sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya
ada pada diri kita.
Kedisiplinan dan penetapan sasaran adalah faktor yang menentukan dalam
pengelolaan karir kita. Disiplin membuat kita menjadi orang yang bertanggungjawab dan
penetapan sasaran menentukan bagaimana karir yang kita inginkan dapat tercapai.
73
BAB VIII
KOMPENSASI
Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan dan
strategi organisasi. Akan tetapi, kompensasi juga menuntut keseimbangan antara
keuntungan dan biaya pengusaha dengan harapan dari karyawan. Program kompensasi
harus memiliki 4 (empat) tujuan :
1. Terpenuhinya sisi legal dengan segala peraturan dan hukum yang sesuai
2. Efektivitas biaya untuk organisasi
3. Keseimbangan individual, internal, eksternal untuk seluruh karyawan
4. Peningkatan keberhasilan kinerja organisasi
Untuk pengusaha, biaya kompensasi haruslah pada tingkat yang memastikan
adanya efektivitas perusahaan maupun pemberian imbalan yang adil dan layak bagi
seluruh karyawan untuk kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan pencapaian kinerja
mereka. Untuk mengembangkan aspek-aspek tersebut sehingga pengusaha dapat
menarik, memperhatikan dan memberi imbalan pada kinerja karyawan menuntut adanya
pertimbangan beberapa jenis kompensasi yang ada.
A. Pembahasan
Sistem kompensasi sama dengan sistem balas jasa yang merupakan perancangan
sutau sistim formal dan terstruktur untuk memberikan imbalan kepada SDM atas apa
yang mereka lakukan demi keberhasilan perusahaan.
a. Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa
orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi lainnya. Pengusaha
harus cukup kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi untuk memeperkerjakan,
memperhatikan dan memberi imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam
organisasi.
74
b. Jenis-jenis Kompensasi
Imbalan dapat berbentuk instrinsik dan ekstrinsik. Imbalan intrinsik antara lain
termasuk pujian yang didapatkan untuk penyelesaian suatu proyek atau berhasil
memenuhi beberapa tujuan kinerja. Efek psikologis dan sosial yang lain dari kompensasi
juga merupakan gambaran dari jenis imbalan intrinsik. Kompensasi mempunyai dua
komponen yaitu pembayaran keuangan langsung, gaji pokok (upah/gaji) dan gaji variabel
(bonus, insentif, dan kepemilikan saham) dan pembayaran tidak langsung, tunjangan
(asuransi kesehatan, pensiun, dan liburan/cuti). Untuk lebih jelas penggolongan
kompensasi ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Komponen Program Kompensasi
KOMPENSASI
Langsung
Gaji Pokok
Upah
Gaji
Gaji Variabel
Bonus
Insentif
Kepemilikan saham
Tidak Langsung
Tunjangan
Asuransi kesehatan
Liburan pengganti
Dana pensiun
Kompensasi pekerja
Keterangan :
Gaji pokok
Kompensasi dasar yang diterima oleh karyawan biasanya sebagai gaji atau
upah. Banyak organisasi menggunakan dua kategori gaji yaitu : gaji pokok dan gaji
harian.
Upah
Bayaran yang secara langsung dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja.
Gaji
Bayaran yang konsisten dari suatu periode ke periode lain dengan tidak
memandang jumlah jam kerja.
75
Gaji variabel
Kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja individual, kelompok atau organisasi.
Tunjangan
Imbalan tidak langsung, seperti asuransi kesehatan, uang cuti, atau uang
pensiun yang diberikan kepada karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya di
organisasi.
c. Aspek Dasar Penetapan Kompensasi
1) Berdasarkan lamanya periode waktu
2) Berdasarkan kompetensi (kinerja)
3) Berdasarkan senioritas
4) Berdasarkan berat ringannya pekerjaan
d. Proses Penetapan Tarif Upah
Proses penetapan untuk tarif upah menjamin keadilan eksternal dan internal
menempuh lima langkah.
1) Lakukan sebuag survei gaji, tentang berapa pembayaran majikan lain untuk pekerjaan
yang sejenis untuk keadilan eksternal
2) Tentukan nilai dari masing-masing pekerjaan dalam organisasi melalui evaluasi
jabatan untuk keadilan internal. Adapun tujuan evaluasi jabatan menetapkan nilai
relatif suatu jabatan. Evaluasi jabatan merupakan perbandingan formal dan sistematis
dari jabatan untuk menetapkan nilai dari satu jabatan dalam hubungannya dengan
jabatan lain, yang akhirnya menghasilkan suatu hirarki upah dan gaji. Sistem evaluasi
jabatan ini masih sering diinginkan karena perbedaan keterampilan individual
sehingga perusahaan menggunakan kisaran gaji untuk kelompok jabatan yang serupa,
kisaran gaji yang digunakan perusahaan sering mencerminkan perbedaan dalam
keterampilan.
3) Kelompokkan pekerjaan-pekerjaan serupaq kedalam tingkat upah.
4) Tentukan dengan tepat tarif upah, ini sesuai dengan UMP (Upah Minimum
Pemerintah.
76
B. Balas Jasa Berdasarkan “MERIT “
Merit Pay adalah pembayaran imbalan yang dikaitkan dengan kinerja. Semakin
tinggi kinerja, semakin tinggi imbalan yang dibayarkan. Tujuan utama setiap organisasi
merancang sistem imbalan (rewards) adalah untuk memotivasi karyawan dalam
meningkatkan kinerja serta mempertahankan karyawan yang berkompeten.
Dengan merancang sistem imbalan yang baik akan memiliki dampak ganda, bagi
organisasi dan perilaku serta sikap karyawan. Perusahaan harus dapat merancang sistem
berdasarkan job evaluation terdapat kendala seperti perubahan desain pekerjaan, skill
tenaga kerja yang beragam sehingga mempersulit keakuratan penilaian kinerja. Maka
untuk menjembatani kepentingan dua belah pihak digunakan sistem merit.
Konsep merit pay merupakan sistem pembayaran yang mengkaitkan imbalan
(reward) dengan prestasi (performance) karyawan, antara lain :
1) Pembayaran yang didasarkan prestasi/kinerja merupakan sistem pembayaran reguler
dimana pekerja harus dievaluasi secara reguler kinerjanya.
2) Sebelum menerapkan sistem Merit Pay, pertanyaan yang harus dijawab :
Apakah pembayaran dinilai oleh karyawan
Apakah sasaran yang dicapai dibayar berdasarkan kinerja
Apakah nilai-nilai perusahaan menguntungkan bagi sistem pembayaran
kinerja
Dapatkah kinerja diukur dan dievaluasi
Bagaimana bayaran akan dikaitkan dengan kinerja (peningkatan jasa, bonus,
komisi, insentif) apakah sumber keuangan organisasi memadai
Tahapan apa yang ditempuh untuk memantau dan mengendalikan sistem
Tahap-tahap apa yang ditempuh manajemen dan karyawan mempunyai
komitmen terhadap sistem.
C. Insentif Finansial
Insentif finansial dibayarkan kepada pekerja yang produknya melebihi standar
yang telah dipopulerkan F. Taylor, pada saat sistem kerja dibayar berdasarkan hasil kerja
(upah tarif per potong), yang penggunannya kurang efektif. Pendekatan kompensasi
77
langsung (gaji variabel) secara tradisional di banyak organisasi, dimana karyawan hanya
menerima imbalan berdasarkan upah/gaji semata, sedikit yang menerima tambahan
bayaran yang dikaitkan dengan kinerja kecuali kenaikan gaji berkala pada gaji pokok.
Jenis rencana insentif
1. Insentif untuk karyawan operasi
2. Insentif untuk kelompok atau tim
3. Insentif untuk para manajer dan eksekutif
4. Insentif untuk para penjual
5. Insentif untuk profesional lain
Mengembangkan rencana insentif yang efektif
1. Bila unit-unit keluaran dapat diukur
2. Karyawan dapat mengontrol keluaran
3. Hubungan imbalan dan usaha jelas
4. Dapat mengontrol apa kualitas/kuantitas yang penting
5. Kondisi kompetitif menuntut biaya tenaga kerja harus diketahui.
D. Fasilitas Dan Jasa
Fasilitas (tunjangan) dan jasa merupakan konmpensasi yang tidak langsung,
karena tidak berhubungan dengan kinerja seseorang. Tunjangan dan jasa harus dilihat
sebagai bagian dari paket total kompensasi yang ditawarkan kepada karyawan. Tapi
sering terjadi manajer atau karyawan berpikir bahwa kompensasi itu hanya upah/gaji dan
gagal melihat adanya biaya tambahan yang dihubungkan dengan biaya fasilitas dan jasa.
1. Tujuan dan Pentingnya fasilitas Jasa
Perusahaan menyediakan tunjangan dan pelayanan terutama memikat dan
mempertahankan pekerja yang cakap, karena mereka percaya bahwa kompensasi yang
tidak langsung akan membantu :
a. Memikat pekerja yang baik
b. Meningkatkan moral pekerja
c. Mengurangi tingkat keluar masuknya pekerja
d. Meningkatkan kepuasan kerja
78
e. Memotivasi pekerja
f. Meningkatkan citra organisasi dimata pekerja dan usaha.
2. Program Fasilitas dan Perayaan
Dewasa ini, tunjangan dan pelayanan merupakan persentase dari total imbalan
(upah/gaji) yang dibayarkan perusahaan kepada karyawan misalnya asuransi kesehatan
dan tunjangan pensiun serta keamanan sosial. Pengklasifikasian tunjangan dan jasa :
a. Upah untuk waktu tidak bekerja
Tunjangan upah suplemen adalah tunjangan untuk masa tidak bekerja seperti
asuransi pengangguran, upah cuti, liburan dan upah sakit
b. Tunjangan Asuransi
Tunjangan ini dapat berupa asuransi jiwa, asuransi rumah sakit, medis, dan cacad.
c. Tunjangan Pensiun
d. Tunjangan Dinas Karyawan
e. Program Pelayanan Lentur
Evaluasi kinerja karyawan dan kompensasi diselenggarakan dalam suatu
organisasi memiliki tujuan tertentu. Pemberian kompensasi yang cukup baik dan tinggi
mengandung implikasi terhadap organisai berupa kehati-hatian dalam penggunaan tenaga
kerja supaya dapat seefisien dan seefektif mungkin. Sebab dengan cara demikian
organisasi akan memperoleh manfaat/keuntungan yang maksimal. Selain itu, pemberian
kompensasi yang efektif dan efisien secara langsung dapat membantu stabilitas
organisasi, dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas serta
pertumbuhan ekonomi Negara secara keseluruhan.
Disisi lain kompensasi mengandung tujuan-tujuan; 1). Memperoleh Personalia
Yang Qualified .2) Memikat karyawan dan menahan karyawan yang kompeten. 3)
Menjamin Keadilan 4) Menghargai Perilaku Yang Diinginkan(mendorong peningkatan
prodktivitas kerja) 5) Mengendalikan Biaya-biaya 6) Memenuhi Peraturan-peraturan
Legal 7) pengaitan kompensasi dengan kesuksesan organisasi; semakin organisasi
mampu memberikan gaji yang tinggi menunjukkan semakin sukses organisasi tersebut
79
Dalam rangka memberikan gaji kepada karyawan perlu diadakan pengukuran
kontribusi yang tepat. Sedangkan untuk mengadakan pengukuran kontribusi tersebut
dapat dilakukan dengan melalui tiga cara :
a. Kelayakan karyawan (job worth)
Kelayakan karyawan merupakan sebuah criteria yang menyangkut bagaimana
kondisi karyawan . Apakah karyawan tersebut layak untuk dilakukan dalam
kapasitas yang sesuai atau tidak. Dan apakah karyawan tersebut cukup setara
dengan karyawan yang menerima tugas, jika dibandingkan dengan tingkat
kedudukan dan tugas yang relevan.
b. Karakteristik perseorangan (personal characteristics)
Karakteristik perseorangan akan menyangkut masalah senioritas dan yunioritas.
Asumsi yang sering berlaku dan diyakini adalah bahwa karyawan yang cukup senior
dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan yang masih yunior masih
perlu dikembangkan dan dibina lagi.
c. Kualitas kinerja karyawan
Kinerja sebagai criteria penting dalam penentuan struktur gaji. Melalui kinerja
karyawan ini dapat diketahui bahwa sesungguhnya analisis dan penilaian karyawan
tidak sekadar berdasarkan senioritas dan yunioritas. Senioritas belum tentu
menentukan kemempuan kerja. Dapat terjadi seseorang yang berstatus sebagai
karyawan yunior dapat bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik dari pada
karyawan yang senior.
Dalam kompensasi, teori keadilan harus diciptakan karena penting bagi manusia.
Ketidakadilan tidak menjadikan kepuasan karyawan . Organisasi menggunakan
kompensasi untuk memotivasi karyawan nya. Organisasi tidak hanya harus memiliki
sisterm yang wajar dan adil, system ini juga harus dijelaskan kepada para karyawan nya.
System kompensasi yang paling adil dan wajar adalah apabila karyawan merasakan
bahwa system tersebut memang benar-benar adil. Untuk menjamin keadilan kompensasi
harus diambil langkah-langkah :
a. Pembuatan program kompensasi harus didahului dengan aktivitas pengumpulan data
dan analis data yang terkait secara berhati-hati dan benar, selanjutnya hasil analisis
80
tersebut sebagai input utama pada policy maker dalam membuat keputusan
kompensasi
b. Kompensasi tidak boleh statis, dirubah sesuai kondisi
c. Karyawan membutuhkan pengertian akan program kompensasi, terutama berkenaan
dengan bagaimana reward didapatkan, karena kondisi ini dapat mempengaruhi kinerja
karyawan .
Pada masa sekarang ini beberapa organisasi mulai menggunakan reward system
yang didesain dengan tujuan dapat memberikan bagian keuntungannya, baik bagi para
anggota yang inovatif maupun organisasinya. Jika seorang individu muncul dengan ide
mengenai sebuah produk atau jasa, baik yang sifatnya baru maupun beberapa modifikasi,
mungkin dari desain karyawan yang sudah ditetapkan, akan diberikan reward berupa
penghargaan ataupun sebagian dari perolehan keuntungannya.
81
BAB IX
PENGINTEGRASIAN
A. Pentingnya Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) ialah fungsi operasional manajemen personalia yang
terpenting, sulit dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini disebabkan karena
karyawan/manusia bersifat dinamis dan mempunyai pikiran, perasaan, harga diri, sifat,
serta membawa latar belakang, perilaku, keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda
dalam organisasi perusahaan.
Karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor
produksi lainnya (mesin, modal atau bahan baku). Karyawan juga harus selalu
diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk menggunakan
alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki
tidak ada artinya bagi peruashaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan hanya
dapat dicapai jika para karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai prestasi kerja yang optimal.
Jika karyawan kurang berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat
memperoleh hasil yang baik. Hal ini mengharuskan pemimpin menggunakan
kewenangannya untuk mengubah sikap dan perilaku karyawan supaya mau bekerja giat
serta berkeinginan mencapai hasil yang optimal.
Pengintegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan
kepentingan perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan.
Usaha untuk pengintegrasian dilakukan melalui hubungan antar manusia (human
relation), motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB), dan Collective
Bargaining.
Jadi pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu
kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap karyawan
sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak. Kayawan dapat memenuhi
kebutuhannya dan perusahaan memperoleh laba.
82
Tujuan Pengintegrasian
Tujuan pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia
bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan
serta terpenuhinya kebutuhan karyawan.
Prinsip Pengintegrasian
Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik dan saling
menguntungkan.
Metode Pengintegrasian
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut :
1). Hubungan antar manusia (Human Relations)
2). Motivasi (Motivation)
3). Kepemimpinan (Leadership)
4). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
5). Collective Bargaining
B. Hubungan Antarmanusia
Hubungan antarmanusia (Human Relation) adalah hubungan kemanusiaan yang
harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan individu demi
terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah menghasilkan integrasi yang cukup
kukuh, mendorong kerjasama yang produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran
bersama. Manajer dalam menciptakan hubungan antarmanusia yang harmonis
memerlukan kecakapan dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi,
antropologi dan etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah
dalam hubungan kemanusiaan.
C. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi
1). Pengertian Motif dan Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berartin dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada sumber
83
daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi mempersoalkan bagaimana
caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif
berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan
dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil
yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang
diinginkan.
Perterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktorfaktor
berikut :
a. The desire to live (keinginan untuk hidup)
b. The desire for position (keinginan untuk suatu posisi)
c. The desire for power (keinginan akan kekuasaan)
d. The desire for recognation (keinginan akan pengakuan)
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja asma, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Edwin B Flippo
Direction or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and
organization interest so that behavior result in achievement of employee want
simultaneously with attainment or organizational objectives.
(Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau
bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
tercapai).
Menurut American Encyclopedia
Motivation: That predisposition (it self the subject of much controvency) within
the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation involve such
factor as biological and emotional needs that can only be inferred from observation
behavior).
84
(Motivasi adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam
diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya.
Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari
pengamatan tingkah laku manusia).
Merle J. Moskowits
Motivation is usually refined the initiation and direction of behavior, and the
study of motivation is in effect the study of course of behavior.
(Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan
pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran tingkah laku).
Motif
Motif adalah suatu perangsag keinginan (want) dan daya penggerak kemauan
bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Penulis).
Perbedaan pengertian keinginan (want) dan kebutuhan (needs) adalah keinginan
(want) dari setiap orang berbeda karena dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan
lingkungannya, sedangkan kebutuhan (needs) semua orang adalah sama.
Konsep motif dan motivasi
Perangsang materiil &
nonmateriil oleh internal &
eksternal
Pemenuhan
kebutuhan
Rangsangan keinginan
dan perilaku individu
manusia
Daya penggerak dan
kemauan bekerja
85
Keterangan ;
1). Perangsang berbentuk materiil atau nonmateriil yang tercipta oleh internal
(keinginan) maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer.
2). Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku
seseorang (individu)
3). Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang (individu)
4). Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan seseorang.
5). Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya dan
seterusnya, jadi merupakan siklus.
Menurut Dr. David Mc. Clelland terdapat pola motivasi yang menonjol :
1). Achievement motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi/ mengalahkan suatu
tantangan, untuk kemajuan, dan pertumbuhan.
2). Affiliation motivation, yaitu dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain.
3). Competence motivation, yaitu dorongan untuk melakukan pekerjaan yang bermutu
4). Power motivation, yaitu dorongan yang dapat mengendalikan suatu keadaan. Dalam
hal ini ada kecenderungan untuk mengambil risiko dan menghancurkan rintangan
yang terjadi.
Sifat ini banyak dilakukan/terdapat pada orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang politik. Power motivation ini tidak akan berakibat terlalu buruk, jika diikuti oleh
achievement, affiliation dan competence motivation.
2). Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
86
h. Meningkatkan tingkat kesejateraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadp tugas-tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
3). Asas-asas Motivasi
a. Asas Mengikutsertakan
Maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan
kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Asas Komunikasi
Maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara
mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.
c. Asas Pengakuan
Maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada
bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Maksudnya mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk
mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau
manajer.
e. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan
keinginan atau harapan perusahaan disamping beruasha memenuhi kebutuhankebutuhan
yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
4). Metode Motivasi
a. Motivasi Langsung (Rirect Motivation)
Adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung
kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
87
b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.
5). Alat-Alat Motivasi
Alat-alat motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat
berupa material incentive dan nonmaterial incentive. Material incentive adalah motivasi
yang bersifat materiil sebagai imbalan prestasi yang diberikan oleh karyawan. Yang
termasuk material incentive adalah yang berbentuk uang dan barang-barang.
Nonmaterial incentive adalah motivasi (daya perangsang) yang tidak berbentuk
materi. Yang termasuk nonmaterial adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang
terjamin, piagam penbghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sejenisnya.
6). Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan
hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
b. Motivasi negatif (Insentif Negatif)
Maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat
hukuman.
7). Teori – Teori Motivasi
a. Teori Motivasi Klasik
Frederik Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi
kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat untuk
dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang dari hasil
pekerjaannya.
Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat
imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer
menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif
88
untuk memotivasi para pekerja. Semakin banyak mereka berproduksi, semakin
besar penghasilan mereka.
b. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow (1943) mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s Need
Hierarchy Theory/A Theory of Human Motivation atau Teori Hierarki Kebutuhan
dari Maslow. Hierarki Kebutuhan dari maslow ini diilhami oleh Human Science
Theory dari Elton Mayo.
Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku/bekerja,
karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow
berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika
kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul
menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi,
muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan
kelima.
5. Self Actualization
4. Esteem or Status
3. Affiliation or Acceptance
2. Safety and Security
1. Physicological
Pemuas kebutuhan-kebutuhan
Tingkat-tingkat kebutuhan
89
Teori X dan Teori Y Mc. Gregor
Teori X
[1] Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja
[2] Umumnya karyawan tidak berambisi mencpaai prestasi yang optimal dan selalu
menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain
[3] Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam melaksanakan
pekerjaannya
[4] Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan tujuan
organisasi.
Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara
pengawasan yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguhsungguh.
Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif yakni
dengan menerapkan hukuman yang tegas.
Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya
berorientasi pada prestasi kerja.
Teori Y
[1] Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama wajarnya
dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan
dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan merasa kesal jika tidak
bekerja.
[2] Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju
dengan mencapai prestasi kerja yang optimal.
[3] Karyawan selalu berusaha mencpaai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya
untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan karyawan
mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya
sasaran perusahaan.
90
Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan
cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan keterikatan pada keputusan.
Tegasnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran.
Jenis motivasi yang diterapkan adalahg motivasi positif, sedangkan tipe
kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.
A. W. Willsmore menggambarkan teori X dan Y secara umum sebagai konsep di
bawah ini.
Bagan teori X dan Y menurut A.W. Willismore
D. Pemimpin dan Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam
organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan
untuk mencapai sasran yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin
(leader).
Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang
dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian
pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.
X-Theory
People dislike work
They must be coerced,
controlled, directed
And this is all they really
want
Y-Theory
Work is as natural as restorplay
People don’t have to be forced or
thretened to make them work
But they will work like this if
commited & if they see
satiefaction for their ego &
development needs
External control threat of
punishment
Self control
Self direction
91
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan,
agar mau bekerjasama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan menurut pendapat penulis, yaitu :
1). Kepemimpinan Otoriter
Adalah jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada
pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang.
Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin,
bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Falsafah pemimpin ialah ”bawahan adalah untuk
pimpinan/atasan”.
Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja
karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan.
Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (closed management) kurang
menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan kurang
mendapat perhatiannya.
2). Kepemimpinan Partisipatif
Adalah apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki perusahaan.
Falsafah pemimpin ialah ”pimpinan (dia) adalah untuk bawahan”.
3). Kepemimpinan Delegatif
Pada prindipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan
”Inilah pekerjaan yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara
bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik”.
Disini pimpinan menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan kepada
bawahan dalam arti pimpinan menginginkanagar para bawahan bisa mengendalikan
diri mereka sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kematangan pekerjaan
dikaitkan dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan. Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan
atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin dan
keterikatan.
92
E. Kesepakatan Kerja Bersama dan Collective Bargaining
Kesekapatan Kerja Bersama (KKB)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) berperan penting dalam menciptakan
pengintegrasian, membina kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik dalam
perusahaan. Dengan KKB ini diharapkan permasalahan yang dihadapi karyawan dengan
perusahaan dapat diatasi dengan baik.
Misalnya : kenaikan gaji/upah, tunjangan hari raya, pemecatan buruh, dan lain-lain
KKB adalah musyawarah dan mufakat antara pimpinan perusahaan dengan
pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang menyangkut
kebutuhan karyawan dan kepentingan peruashaan. Dengan landasan musyawarah dan
mufakafat diharapkan tercipta integrasi yang serasi dalam perusahaan. Kkkaryawan
menjadi partner kerja sama yang baik bagi perusahaan.
Collective Bargaining
Collective bargaining adalah adanya pandangan antara pimpinan perusahaan
denga pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan yang
menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh. Hal ini dilakukan agar
tercipta integrasi yang harmonis dan usaha-usaha untuk menghindari terjadinya konflik
dalam perusahaan.
Collective bargaining didasarkan atas perundingan yang berarti adu kekuatan,
siapa yang mempunyai posisi kuat maka dialah yang banyak menentukan keputusan.
Sedangkan KKB didasarkan atas musyawarah dan mufakat dalam menetapkan keputusan,
bukan atas adu kekuatan/posisi.
Collective bargaining dapat diibaratkan seperti demokrasi barat, sedangkan KKB
seperti demokrasi Pancasila.
93
BAB X
PEMELIHARAAN
A. Pentingnya Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang sungguhsungguh
dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat kerja,
sikap dan loyalitas karyawan akan menurun. Absensi dan turn over meningkat, disiplin
akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian
yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.
Tujuan Pemeliharaan
1). Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
2). Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan
3). Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan
4). Memberikan ketenangan, keamanan dan kesehatan karyawan
5). Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya
6). Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan
7). Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis
8). Mengefektifkan pengadaan karyawan
Asas-asas Pemeliharaan
1). Asas manfaat dan efisiensi
2). Asas kebutuhan dan kepuasan
3). Asas keadilan dan kelayakan
4). Asas peraturan legal
5). Asas kemampuan perusahaan
94
B. Metode-Metode Pemeliharaan
1). Komunikasi
Komunikasi harus digunakan dalam setiap penyampaian informasi dari komunikator
kepada komunikan. Komunikasi berfungsi untuk instructive, informative, influencing
dan evaluative.
Simbol-simbol komunikasi adalah suara, tulisan, gambar, warna, mimik, kedipan
mata, dan lain-lain. Dengan simbol-simbol inilah komunikator menyampaikan
informasi kepada komunikan.
2). Insentif
a. Pengertian Insentif
Insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan tertentu
berdasarkan prestasi kerjanya agar karyawan terdorong meningkatkan
produktivitas kerjanya.
b. Metode Insentif
Metode insentif yang adil dan layak merupakan data penggerak yang merangsang
terciptanya pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian insentif karyawan
merasa mendapat perhatian dan pengakuan terhadap prestasi yang dicapainya,
sehingga semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik.
c. Jenis-jenis Insentif
1). Insentif positif
Adalah daya perangsang dengan memberikan hadiah material atau
nonmaterial kepada karyawan yang prestasi kerjanya di atas prestasi standar.
2). Insentif negatif
Insentif negatif adalah daya perangsang dengan memberikan ancaman
hukuman kepada karyawan yang prestasi kerjanya, dibawah prestasi standar.
d. Bentuk-bentuk Insentif
1). Nonmaterial insentif
Adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berbventuk
penghargaan/pengukuhan berdasarkan prestasi kerjanya, seperti piagam, piala
atau medali.
95
2). Sosial insentif
Adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan
prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya, seperti promosi, mengikuti pendidikan atau naik haji.
3). Material insentif
Adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan
prestasi kerjanya, berbentuk uang dan barang. Material insentif bernilai
ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan beserta
keluarganyua.
C. Pengertian dan Program Kesejahteraan
Pentingnya Kesejahteraan
Untuk mempertahankan karyawan ini kepadanya diberikan
kesejahteraan/kompensasi pelengkap/fringe benefits/gaji tersembunyi/ indirect
compensation/employee welfare. Kesejahteraan yang diberikan sangat berarti dan
bermafaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta keluarganya.
Pemberian kesejahteraan akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi,
disiplin dan sikap loyal karyawan terhadap sehingga labour turnover relatif rendah.
Begitu besarnya arti dan manfaat kesejahteraan karyawan sehingga mendorong
manajer menetapkan program kesejahteraan karyawan. Program kesejahteraan karyawan
harus disusun berdasarkan peraturan legal, berasaskan keadilan dan kelayakan (internal
dan eksternal konsistensi) dan berpedoman kepada kemampuan perusahaan).
Kesejahteraan karyawan adalah balas jasa pelengkap (material dan nonmaterial)
yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya untuk mempertahankan dan
memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar produktivitas kerjanya meningkat.
Tujuan Pemberian Kesejahteraan antara lain sebagai berikut :
1). Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada perusahaan
2). Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta
keluarganya
3). Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja karyawan
96
4). Menurunkan tingkat absensi dan turnover karyawan
5). Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik serta nyaman
6). Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan
7). Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan
8). Mengefektifkan pengadaan karyawan
9). Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas manusia
Indonesia
10). Mengurangi kecelakaan dan kerusakan peralatan perusahaan
11). Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya.
Jenis-Jenis Kesejahteraan
No Ekonomis Fasilitas Pelayanan
1
2
3
4
5
6
7
8
Uang pensiun
Uang makan
Uang transpor
Uang lebaran/natal
Bonus/gratifikasi
Uang duka kematian
Pakaian dinas
Uang pengobatan
Mushala/Masjid
Kafetaria
Olahraga
Kesenian
Pendidikan/seminar
Cuti dan cuti hamil
Koperasi dan toko
Izin
Puskesmas/dokter
Jemputan karyawan
Penitipan bayi
Bantuan hukum
Penasihat keuangan
Asuransi/astek
Kredit rumah
D. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (KKK) akan menciptakan terwujudnya
pemeliharaan karyawan yang baik. KKK ini harus ditanamkan pada diri masing-masing
individu karyawan, dengan penyuluhan dan pembinaan yang baik agar mereka menyadari
pentingnya keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk perusahaan. Apabila banyak
terjadi kecelakaan, karyawan banyak yang menderita, absensi meningkat, produksi
menurun, dan biaya pengobatan semakin besar. Ini semua akan menimbulkan kerugian
bagi karyawan maupun perusahaan bersangkutan, karena mungkin karyawan terpaksa
berhenti bekerja sebab cacat dan peruashaan kehilangan karyawannya.
97
Hal inilah yang mendorong pentingnya KKK ditanamkan pada diri pada
karyawan, bahkan perlu diberikan hukuman bagi karyawan yang tidak memakai alat-alat
pengaman (seperti masker, sarung tangan, tutup mulut, dan hidung) saat bekerja. KKK ini
merupakan tindakan kontrol preventif yang mendorong terwujudnya pemeliharaan
karyawan yang baik.
E. Hubungan Industrial Pancasila (HIP)
HIP adalah hubungan antara para pelaku dalam proses produksi barang dan jasa
(buruh, pengusaha dan pemerintah) didasarkan atas nilai yang merupakan manifestasi
dari keseluruhan sila-sila Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang tumbuh dan
berkembang di atas kepribadian bangsa dan kebudayaan nasional Indonesia.
Ciri-ciri Khas HIP
1). HIP didasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di
dalam satu pengertian yang utuh dan bulat.
2). HIP ialah hubungan perburuhan yang secara keseluruhan dijiwai oleh kelima sila
Pancasila.
3). HIP didasarkan atas suasana serta keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
pihak-pihak yang tersangkut dalam keseluruhan proses produksi, yaitu buruh,
pengusaha, pemerintah dan masyarakat umum.
4). HIP berpegang pula pada Tridharma dimana antara buruh, pengusaha dan pemerintah
tercipta saling merasa ikut mmeiliki, memelihara, mempertahankan dan terus
menerus mawas diri, yang mengandung asas partnership dan tanggung jawab
bersama.
98
Konsep pemeliharaan
Metode – metode
Pemeliharaan
Pemeliharaan atau
Maintenance
Kesejahteraan
Karyawan
Keselamatan dan
kesehatan kerja
Pengertian,
Tujuan dan Asas
Hubungan
Industrial Pancasila
Jenis dan bentukbentuk
insentif
99
DAFTAR PUSTAKA
Gary Dessler, Human Resources Management, 9th edition, Prentice Hall, 2003
Randal S. Schuler, Susan E. Jackson, MSDM Menghadapi Abad ke 21, 1997
Henry Simamora, MSDM Edisi 3 Tahun 2004
Anwar Prabu mangkunegara, MSDM perusahaan, 2004
100
Ujian Semester Ganjil T.A. 2006/2007
Mata Kuliah : MSDM
Hari/Tgl : Kamis, 14 Desember 2006
Waktu : 60 menit
Dosen : Dra. Komariah Pandia, Msi
Doli M. Ja’far Dalimunthe, SE
Dra. Yulinda, Msi
1. Bagaimana seorang manajer yang profesional menyediakan sejumlah karyawan yang
efektif sesuai dengan kebutuhan organisasinya. Jelaskan prosesnya.
2. Untuk meningkatkan keterampilan karyawan dalam bekerja, dapat dilakukan melalui
pelatihan. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pelatihan yang efektif dan
jelaskan juga alasan-alasan mengapa program pelatihan perlu dilakukan.
3. Ada dua bentuk kompensasi, uraikan secara ringkas pengertian kompensasi dan
terapkan kompensasi secara langsung dan tidak langsung dengan memberikan satu
contoh perusahaan dengan sistem kompensasinya.
4. Uraikan yang anda ketahui peran penting pengintegrasian berkaitan dengan
produktivitas perusahaan.
5. Dalam perusahaan penting adanya K3 (Keselamatan, dan Kesejahteraan Kerja).
Jelaskan pengertian K3 dan pentingnya pemeliharaan.
6. Setelah anda mengikuti mata kuliah MSDM, coba berikan ide/gagasan yang anda rasa
efektif dalam memajukan perusahaan dalam masalah MSDM (Boleh dengan kasus
yang anda cari pada tugas anda).
101
Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
M e d a n
Ujian Mid Semester T.A. 2006/2007
Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen : Dra. Komariah Pandia, Msi
Doli M. Ja’far Dalimunthe, SE
Dra. Yulinda, Msi
Tanggal : 5 Oktober 2006
Waktu : 90 menit
1. Uraikan secara sistematis Fungsi Operasional dari MSDM!
2. Berikan pengertian Fungsi Pengadaan Tenaga Kerja dan
langkah-langkah yang diambl dalam proses Pengadaan Tenaga
Kerja!
3. Apakah fungsi MSDM bagi Manajer untuk aplikasi pada
strategik Perusahaan?
4. Bagaimana mengoptimalkan pendidikan dan latihan yang
diberikani kepada tenaga kerja dalam menjalankan fungsi
pengembangan tenaga kerja?
5. Berikan perbandingan antara external dan internal recruitment!
6. Ceritakan dengan ringkas keterkaitan dan pembeda antara
Performanca Appraical (PA) dengan Job Value (JV)
– Selamat Bekerja -